halaman7.com – Banda Aceh: Asosiasi Provinsi (Asprov) PSSI Aceh melakukan penguatan tim pelatih sepakbola Aceh menuju PON XX di Papua, Oktober mendatang.
20 skuad tim sepakbola Aceh yang dipersiapkan kini ditangan tim pelatih kawakan. Dengan merekrut mantan pelatih tim nasional (Timnas) U-19, Fachri Husaini. Untuk menangani persiapan tim sepakbola Aceh menuju PON Papua.
Fachri Husaini akan membesut 20 pemain yang dipersiapkan Tim PON Aceh. Yaitu Putra Kurniawan, Amiril Mukmina, M Fayrushi, Yavani, Reza Santika. Rezal Mursalin, Muharrir, Riski Yusuf, Ridha Umami, Alvin Abdul Halim, Edi Tiadarma, Akhirul Wadhan. Kautsar Ramadhan, Wahyudin Taqre, M Fahrizal, Jamaluddin, Muzakir, Jati Umara, Reza Pratama, Perda Rahman.
Sekretaris Umum Asprov PSSI Aceh, Nazaruddin di Banda Aceh, Selasa, 25 Februari 2020 menjelaskan, Fachri Husaini diposisikan sebagai direktur tehnik tim pelatih sepakbola Aceh.
Dalam tim arsitek sepakbola Aceh ini ada tiga pelatih yaitu Azhar, Muhklis Rasyid dan Edy Gunawan (khusus pelatih kiper). Sejauh ini telah sukses mengantarkan tim Tanah Rencong meraih medali emas, sekaligus lolos PON pada Porwil X di Bengkulu, Oktober 2019 lalu.
Disebutkannya, mantan gelandang Timnas 1986 -1997 tersebut telah menyatakan siap membantu persiapan tim sepakbola Aceh menuju PON. Bahkan Fachri Husaini sebagai direktur tehnik, dan pelatih Azhar, Muhklis Rasyid, Edy Gunawan sudah di daftarkan ke KONI Aceh. Beserta nama-nama pemain tim Aceh untuk mengikuti pemusatan latihan daerah (Pelatda).
Nazar sapaan akrab Nazaruddin ini menambahkan penguatan tim pelatih ini dilakukan untuk mempersiapkan tim secara maksimal. Sehingga berkualitas dan bisa tampil dengan permainan terbaik dalam persaingan ketat di PON guna meraih medali.
Nazar mengatakan, kehadiran Fachri pelatih asal Aceh yang sarat pengalaman menangani Timnas ini. Sudah tentu nantinya akan menyungguhkan racikan-racikan taktik dan strategi mutakhir. Bagi kemajuan pemain maupun tim PON Aceh.
Disebutkan, sebanyak 20 pemain yang telah berjuang meraih sukses di Porwil menjalani Pelatda desentralisasi di klub atau tim di daerah masing-masing. Selama dua bulan yang dimulai 17 Februari lalu.
Setelah itu, katanya, para pemain akan menjalani Pelatda sentralisasi atau terpusat selama enam bulan.
Dijelaskannya, atlet sepakbola masuk sebagai kategori atau prioritas satu mendapat Pelatda desentralisasi selama dua bulan. Sentralisasi enam bulan yang dibiayai KONI Aceh.
Katanya, kategori satu ditetapkan KONI Aceh setelah sepakbola meraih medali emas di Porwil Bengkulu.
Seperti diketahui sepakbola yang gagal lolos PON XIX/2016 di Jawa Barat masuk sebagai cabang kategori empat. Hanya mendapat satu bulan Pelatda ketika persiapan menghadapi Porwil X/2019 Sumatera di Bengkulu. Karena tanpa prestasi medali di even nasional selama kurun waktu 2017 – 2018.[ril | red 01]