halaman7.com – Banda Aceh: Dinas Pendidikan Aceh melalui SMK Negeri 2 Banda Aceh bekerjasama dengan Universitas Syiah Kuala (Unsyiah) kembali menunjukkan kepeduliannya untuk membantu mencegah penyebaran wabah corona atau Corona Virus Disease 19 (Covid-19) yang telah menjadi pandemi di dunia saat ini.
Para guru dan siswa SMK Negeri 2 Banda Aceh melakukan langkah kreatif dengan menciptakan salah satu Alat Pelindung Diri (APD) berupa Face Shield Mask (Topeng masker) yang diproduksi sendiri dan dapat dipergunakan oleh tenaga medis yang bekerja di Rumah Sakit.
Kepala Dinas Pendidikan Aceh, Drs Rachmat Fitri HD MPA didampingi Kepala Bidang Pembinaan SMK, Teuku Miftahuddin MPd dan Kepala UPTD Balai Tekkomdik Aceh, T Fariyal MM meninjau tempat pembuatan APD Face Shield Mask (Topeng Masker) di SMKN 2 Banda Aceh, Rabu 1 April 2020.
Dalam kesempatan itu Kadisdik Aceh menyampaikan saat ini topeng masker sangat dibutuhkan untuk melindungi tenaga medis agar terhindar dari virus yang ditularkan melalui cipratan batuk dan bersin dari pasien pada saat mereka bekerja.
“Face Shield Mask ini merupakan salah satu perangkat APD (Alat Pelindung Diri) yang selalu digunakan tenaga medis saat menangani pasien yang terduga atau sudah terpapar Covid-19 atau Virus Corona,” ujarnya.
Kadisdik Aceh mengapresiasi langkah pihak sekolah yang terus mengembangkan potensinya untuk menciptakan alat yang dibutuhkan oleh masyarakat saat ini. Pihaknya meminta agar bahan yang digunakan dapat memenuhi standar yang sudah ditetapkan pemerintah atau speknya sama dengan Face Shield Mask yang digunakan oleh tenaga medis di rumah sakit.
“Kami akan terus mendukung upaya yang dilakukan oleh para guru dan siswa ini, sehingga akan bermanfaat bagi seluruh masyarakat Aceh. Para guru dan pelajar di SMK harus peka melihat kebutuhan masyarakat atau dunia usaha, dengan ini maka SMKN 2 Banda Aceh sudah menuju kearah itu,” ungkap kadisdik.
Kepala SMK Negeri 2 Banda Aceh, Muhammad Husin mengatakan, setelah membaca di berbagai media bahwa tenaga medis khususnya di Aceh kekurangan APD dalam menangani Covid-19, akhirnya kami terpikir untuk membuat Face Shield Mask ini.
Menurutnya, APD pelindung wajah buatan pihaknya sudah memenuhi standar medis yang ditetapkan. Mulai dari desain, ukuran dan bahan-bahannya sudah merujuk pada standar pembuatan Face Shield Mask.
“Kami membuat alat pelindung diri di bengkel sekolah, karena kami sudah memilliki mesin print tiga dimensi untuk mencetak plastik mika. Jadi, untuk membuat alat APD ini sudah tersedia mesinnya, tinggal membeli bahan-bahannya saja,” ujarnya.
Husin menambahkan setelah hampir sebulan beroperasi, alat tersebut sudah mampu membuat sekitar 30 hingga 40 unit masker pelindung diri. Dengan durasi pembuatan satu maskernya berkisar 2 hingga 3 jam kerja.
“Kalau seandainya hasil produk siswa kami masih terdapat kekurangan, kami siap untuk memperbaiki. Intinya kami ingin memberikan kontribusi dengan menyumbangkan pemikiran dan alat APD yang berguna untuk penanganan Covid-19 di Aceh,” katanya.[ril/red 01]