– Tarmizi Age Ajak Anak Muda Aceh Berbisnis
halaman7.com – Banten: Untuk memenuhi jabaran dan tantangan era 2020, anak muda Aceh diajak untuk berbisnis. Ini sangat penting, mengingat kejayaan Islam yang berkembang pesat sejak zaman Nabi Muhammad bin Abdullah karena didukung kekuatan bisnis, sebagaimana di pelopori Khadijah binti Khuwailid bin Asad, yang merupakan saudagar kaya di kota Makkah.
Aktivis Pro-Rakyat, asal Aceh di Banten, Jumat 29 Mei 2020 menyatakan, bisnis menjadi sangat penting untuk ditekuni para anak muda Aceh saat ini, karena sesungguhnya bisnis sangat dekat dengan kesejahteraan.
Mantan aktivis GAM Denmark mengatakan sudah cukup lama rasanya Aceh menjadi ladang politik, tak kira jumlah nyawa yang melayang, baik itu di anggap sebagai pahlawan atau dilupakan.
“Perlu disadari, politik Aceh masih jauh dari kemakmuran,” sebut Tarmizi Age yang gagal dapat kerja di Aceh, dan kini jadi penjual beras di Banten.
Dikatakan, politik nampaknya gagal bikin Aceh gemilang. Sekarang anak muda Aceh harus mengubah topik, harus membentuk pola pikir baru.
“Stop konsumsi tema politik, ayo buka topik bisnis sebagai langkah Reformasi Perjuangan Membangun Aceh,” tegas Tarmizi Age, yang pernah mendapat pendidikan di Sekolah Menengah Atas (SMA) Darussaadah, Teupin Raya, Pidie, Aceh.
Tantangan masa depan yang semakin berat, jumlah penduduk aceh yang terus bertambah, ruang lingkup pekerjaan yang semakin sempit, harga barang yang semakin mahal, semua ini akan menjadi aceh terperosok ke kancah kemiskinan, dan sulit untuk bangkit, jika para anak muda tidak mengcover dengan bisni dari sekarang.
Jika pemerintah mau melakukan upaya kesejahteran untuk rakyat Aceh, dan bangkit dari keterpurukan paska Konflik dan Tsunami, Tarmizi yang akrab disapa Mukarram ini menyarankan, untuk membantu setiap usaha masyarakat yang sedang berkembang, termasuk bidang industri.
Tarmizi Age, lulusan sekolah keahlian, di AMU, Alborg, Denmark ini mengatakan pernah mempelopori kemajuan industri di Aceh, tapi gagal capai kemajuan seperti di harapkan. Hal ini dikarenakan pabrik siap produksi, pekerja siap kerja tapi sarana pendukung seperti jalan belum juga dibangun pemerintah. Keadaan ini hampir selalu menjadi kendala di serambi makkah.
Untuk itu, Tarmizi sekali lagi mengajak anak bangsa untuk berbisnis, untuk membuka diskusi-diskusi bisnis, untuk menggelar pertemuan-pertemuan bisnis, sehingga harapan Aceh gemilang di tangan pemuda, akan jadi kenyataan.[andinova | red 01]