Masyarakat Aceh di Perantauan Berduka

Banjir Bandang di Takengon

halaman7.com – Tangerang: Musibah banjir bandang yang melanda Kabupaten Aceh Tengah, pada Rabu 13 Mei 2020 merupakan duka Rakyat Aceh yang berkelanjutan.

“Atas tragedi ini, saya dalam perantauan ingin menyampaikan, rasa sedih yang tak dapat di sembunyikan, atas berbagai musibah dan bencana yang terus menerus mengepung Serambi Mekah,” tulis Tarmizi Age aktivis Pro-Rakyat, Kamis 14 Mei 2020.

Tarmizi Age
Tarmizi Age

Menurut amatan dari berbagai media, banjir besar melanda Kampung Paya Tumpi, Kecamatan Kebayakan, Kabupaten Aceh Tengah, merusakkan sejumlah rumah dan harta benda, diharapkan kepada pemerintan melalui dinas terkait untuk segera bertindak,

“Membantu dan menolong warga, somoga tidak ada korban jiwa,” harap Tarmizi age yang juga, peserta Musabaqah Tilawati Quran (MTQ) tinggkat Provinsi Aceh pada 1993 di Takengon,

Tarmizi age atau Al-Mukarram mengaku tak bisa melupakan tinggal selama musabaqah provinsi aceh di Aceh Tengah kala itu, di Gampong Bale Atu.

Selain di Aceh Tengah, banjir juga terjadi di Banda Aceh dan Aceh Besar, serta Sawang, Aceh Utara, dalam beberapa hari ini, pemerintah diminta melakukan evaluasi menyeluruh, mengapa banjir sering melanda Aceh.

Jangan-jangan, lanjutnya, ada irigasi yang tak kuat, saluran yang tidak bagus, sungai yang kotor, parit yang sumbat dan kecil, serta jalur air yang terhalang, hutan yang gundul dan banyak penyebab lainnya yang bisa saja terjadi banjir tersebut.

“Menyangkut penyelesaian kondisi ini perlu diambil langkah tepat dan akurat oleh pemerintan,” ujarnya lagi.

Sayang, jika karena masaalah itu kemudia terjadi bencana. Semoga saudara kita disana selamat dari korban musibah ini, harap Tarmizi yang kini menetap di Tangerang, Banten.

“Rasanya, setiap masaalah pasti ada solusi dengan adanya kita selalu peduli,” tutup Tarmizi Age sedikit berpesan.[andinova | red 01]

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *