halaman7.com – Banten: Aktivis Pro Rakyat asal Aceh Tarmizi Age menyampaikan persoalan waduk di Aceh selama ini kepada Presiden Joko Widodo (Jokowi). Hal itu disampaikan dalam penyataan tertulisnya lewat media, termasuk halaman7.com.
“Saya berharap, presiden bisa menginstruksikan pada pejabat daerah di Aceh, apa itu Plt Gubernur, Plt Bupati Bireuen baik langsung maupun lewat kementerian terkait, agar bisa membuat waduk yang berfungsi bagi masyarakat, bukan proyek asal jadi,” ujar Tarmizi Age, Rabu 10 Juni 2020.
Menurutnya, hal ini sangat penting, sebab bagian dari upaya mewujudkan ketahanan pangan sebagaimana program pemerintah di bawah kepemimpinan Presiden Jokowi. Karenanya, presiden bisa mengingatkan para pejabat daerah yang tak mampu menjabarkan program ketahanan pangan itu.
Sebagai gambaran, bahwa ketahanan pangan merupakan salah satu hal mendasar dalam kehidupan warga, apa lagi dengan tanaman padi yang menjadi andalan negara, karena gabah itu menghasilkan beras sebagai makanan pokok keseharian masyarakat Indonesia.
Untuk terciptanya pertanian terpadu, mandiri dan berkelanjutan, menurut lelaki yang akrab dipanggil Almukaram ini, sangat di perlukan adanya infrastruktur pendukung yang baik, seperti irigasi dan waduk yang bisa berfungsi dengan normal dan tepat guna.
Mengingat umur kemerdekaan Indonesia yang kini mencapai 75 tahun, maka sudah cukup pantas, para petani di Aceh menikmati pembangunan sektor pertanian yang modern, apa lagi Presiden Jokowi terlihat cukup prihatin dengan kondisi petani di Indonesia.
Mantan aktivis Gerakan Aceh Merdeka (GAM) Denmark ini, menambahkan, untuk bahan pertimbangan Presiden, misalnya di Kecamatan Peudada, Kabupaten Bireuen, di sana memiliki dua waduk.
“Waduk-waduk tersebut nampaknya setiap tahun di kerjakan dengan anggaran yang tidak kami pahami dari mana,” tambah Tarmizi Age.
Dua waduk ini, yaitu Waduk Paya Sikameh di Gampong Jaba, dan Waduk Paya Laoet di Gampong Cot Laoet, Kecamatan Peudada ini, tidak bergungsi dengan baik, sehingga hampir setiap musim tanam, petani gagal panen.
Sawah yang terbentang luas di wilayah timur Kecamatan Peudada, terpaksa mengharap tadah hujan. Hanya dengan hujan dari langitlah yang menjadi andalan masyarakat. Sehingga sawah-sawah tersebut terkenal dengan panggilan sawah tadah hujan.
“Sebagai anak petani, saya berharap kepada Bapak Presiden Jokwi, bapak Plt Gubernur Aceh, Bapak Pplt Bupati Bireuen, Kementerian Pertanian dan anggota DPR RI, DPRA dan DPRK Biereun untuk mengupayakan pembangunan waduk yang sempurna dan komplit sehingga petani di daerah itu bisa hidup lebih sejahtera,” harap Tarmizi Age.[andinova | red 01]

















