Terpantau Pusat, BNPB Rilis Banjir Aceh Jaya

halaman7.comJakarta: Meskipun sejumlah daerah kabupaten/kota di Aceh dilanda banjir, hanya banjir Aceh Jaya yang terpantau pemerintah pusat. Sedangkan, daerah lain seperti Simeulue dan kawasan lain di barat-selatan Aceh tak terpantau. Hal itu karenakan keterbatasan informasi yang sampai BPBA ke BNPB Pusat.

Dalam siaran persnya. BNPB Pusat merilis banjir dengan Tinggi Muka Air (TMA) 20-100 sentimeter merendam sedikitnya 20 desa di Kabupaten Aceh Jaya, Provinsi Aceh, Selasa 28 Juli 2020 sejak pagi tadi.

Menurut laporan Badan Penanggulangan Bencana Aceh (BPBA) Provinsi Aceh, banjir tersebut terjadi akibat luapan sungai. Ini terjadi setelah hujan dengan intensitas tinggi mengguyur sebagian besar wilayah Aceh Jaya sejak Senin 27 Juli 2020.

20 Desa Terendam

Adapun 20 desa tersebut meliputi, Desa Babah Dua, Desa Baro, Desa Lamteungoh, Desa Panton Krueng, Desa Ujong Rimba, Desa Paya Santet dan Desa Masen di Kecamatan Darul Hikmah.

Kemudian Desa Gunong Mantok, Desa Panton Krueng, Desa Alue Pande, Desa Gunong Buloh dan Desa Alue Abet di Kecamatan Panga.

Selanjutnya Desa Gampong Baroh, Desa Sapek, Desa Gle Subak, Desa Lhok Bot dan Desa Pante Kuyun di ecamatan Setia Bakti.

Selain itu ada Desa Alue Tho dan Desa Curek di Kecamatan Krueng Sabee serta Desa Alue Gro di Kecamatan Sampoiniet.

Dari laporan sementara, sebanyak 553 KK/1.060 jiwa terdampak banjir tersebut. Dengan rincian 229 KK/448 jiwa di Kecamatan Darul Hikmah. Kemudian 232 KK/336 jiwa di Kecamatan Krueng Sabee. 92 KK/276 jiwa di Kecamatan Setia Bakti serta wilayah lain masih dalam pendataan.

Sementara itu, Tim Reaksi Cepat (TRC) dan Pusat Pengendali dan Operasi (Pusdalops) Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Aceh Jaya masih melakukan kaji cepat, evakuasi warga dan berkoordinasi dengan instansi terkait.

Baca Juga  Gempa M 5,2 Guncang Aceh Jaya

Potensi Bencana

Berdasarkan prakiraan dan peringatan dini cuaca dari Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) sebelumnya. Hujan disertai kilat/petir dan angin kencang/puting beliung berpotensi terjadi di Aceh sejak Senin 27 Juli hingga Selasa 28 Juli 2020.

Sebab itu, diperlukan kewaspadaan terkait potensi bencana yang dapat dipicu oleh faktor cuaca tersebut.

“Perlu kewaspadaan potensi longsor di puncak dan banjir bandang di dataran rendah di hilir baik di bagian timur atau barat dari Pegunungan Bukit Barisan,” jelas Kepala BMKG Dwikorita Karnawati di Jakarta.

Selanjutnya, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) juga meminta agar pemangku kebijakan di daerah dan masyarakat agar selalu berkoordinasi dan melakukan langkah-langkah upaya pencegahan, sehingga dampak buruk dari potensi ancaman bencana dapat diminimalisir.

Selain Aceh, wilayah lain yang harus waspada menurut BMKG adalah Sumatera Utara, Sumatera Barat, Kepulauan Riau, Kalimantan Barat, Kalimantan Utara, Kalimantan Timur, Sulawesi Utara, Gorontalo, Maluku Utara, Maluku, Papua Barat dan Papua.[ril | red 01]

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *