halaman7.com – Takengon: Direktur Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) Aceh Eksekutif Watch, Mustaqim SSos menagih keseriusan Plt Gubernur Aceh, Nova Iriansyah. Terkait janji Presiden Jokowi untuk membeli komoditas kopi Arabica Gayo senilai Rp1 triliun.
“Terkait janji Presiden Jokowi itu sekarang masyarakat menunggu keseriusan Plt Gubernur Aceh Nova Iriansyah. Memikirkan nasib petani kopi di Dataran Tinggi Gayo (DTG). Apalagi ini menjelang panen raya,” ujar Direktur LSM Aceh Eksekutif Watch, Mustaqim kepada media ini Rabu, 28 Oktober 2020.
Menurutnya, janji Jokowi itu disampaikan langsung Plt Gubernur Aceh, Nova Iriansyah sebagaimana dikutip beberapa media di Aceh.
Saat itu Plt Gubernur Aceh menyampaikan, Presiden Jokowi berjanji akan membeli produk utama perkebunan dataran tinggi Gayo yaitu kopi. Baik melalui skema BUMN ataupun swasta dengan nilai Rp1 triliun.
Pernyataan itu disampaikan Nova Iriansyah dalam pertemuan dengan Bupati dan Wakil Bupati serta pimpinan dan anggota DPRK Aceh Tengah, di Pendopo Gubernur Aceh Senin, 20 Juli 2020 lalu.
Disebutkan, pasca panen raya petani kopi di Bener Meriah dan Aceh Tengah sangat mengeluh. Merasa kesulitan memenuhi kebutuhan ekonomi akibat anjloknya harga beli kopi di tingkat petani sekarang ini.
Menurut mahasiswa pascasarjana Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara ini, ketergantungan masyarakat Gayo dengan kopi menjadi salah satu faktor utama. Sangat berpengaruh terhadap perekonomian di daerah ini.
“Namun, ditengah pandemi wabah global, tak banyak yang bisa dilakukan,” ujarnya.
Lanjutnya, harga kopi Gayo yang semula biji kopi asalan dan setelah disortir berkisar Rp68 ribu per kilogram sampai dengan Rp75 ribu perkilogram. Kini harganya anjlok Rp39 ribu per kilogram sampai dengan Rp47 ribu per kilogram.
INFO Terkait:
- Harga Kopi Gayo Lebih Mahal dari Brazil
- AEKI Akui Selain Adanya ‘Permainan’, Covid-19 Juga Jadi Penyebab Anjloknya Harga Kopi Gayo
Anjloknya harga kopi, kata Mustaqim merupakan hal serius bagi petani kopi di Kabupaten Aceh Tengah dan Bener Meriah. Dimana 80 persen masyarakatnya tergantung pada komoditas kopi.
“Masyarakat kita disini sangat tergantung dengan kopi. Ditambah lagi pandemi Covid-19 secara global yang berdampak ke seluruh sendi kehidupan. Baik sosial dan ekonomi masyarakat,” ujarnya.
Tambahnya, harga kopi Gayo sekarang memang jauh menurun dari sebelumnya dibandingkan dengan harga normal. Apalagi di tengah wabah pandemi Covid-19 permintaan dari buyer (pembeli) mengalami penurunan. Sehingga stok kopi tentu melimpah.
Anjloknya harga kopi dikarenakan pengusaha kopi atau buyer (pembeli) mengurangi permintaan bahkan berhenti beroperasi, bahkan ada yang tutup.
Permintaan memang tetap ada yang membeli. Namun harga jual yang tidak stabil dan mengalami penurunan yang sangat drastic.[Sutris | red 01]