Aceh  

Merasa Terus Digoreng, MPTT-I Aceh Minta Pemerintah Aceh Selesaikan Konflik antar Masyarakat Ini

halaman7.com  Banda Aceh: Majelis Pengkajian Tauhid Tasawuf Indonesia (MPTT-I) Aceh mememinta, Pemerintah Aceh agar segera mencari solusi atau jalan keluar.

Ini sangat mendesak. Agar terhindar konflik antar masyarakat dalam menjalankan ibadah. Sedangkan, Pengkajian Tauhid Tasawuf di Aceh yang terbukti banyak jamaah sadar dan berbuat kebajikan.

Ketua MPTT-I Aceh, H Kamaruzzaman SPd MM mengungkapkan, turun tangan pemerintah ini perlu. Agar tidak meluas penolakan Pengkajian Tauhid Tasawuf di Aceh yang berujung konflik. Ini dilakukan secara sepihak, dari segelintir warga yang tidak paham keberadaan MPTT-I di Aceh.

“MPTT-I sudah 20 tahun,  sudah didaftarkan secara resmi di Kemenkumham Nomor 02  tanggal  17 Oktober 2016. Saat ini jamaah MPTT-I sudah puluhan ribu jamaah. Baik yang ada di Aceh maupun diberbagai propinsi serta sejumlah Negara di Asia Tenggara.

Kamaruzzaman, Selasa 13 Oktober 2020, mengatakan, dalam pelaksanaan Pengkajian Tauhid Tasawuf di Aceh, selama ini sering mendapat hujatan. Bahwa majelis ini membawa misi menyesatkan sehingga sejumlah ulama di Aceh ikut terasut.

Bahkan ada masyarakat di kabupaten/kota di Aceh mengusulkan bahwa ajaran dari Abuya H Amran Waly Al-Khalidi sesat. Harus ditolak kehadirannya sehingga sangat meresahkan para jamaah MPTT-I.

“Bahkan aksi menolak Majelis Pengkajian Tauhid Tasawuf datang dari para tokoh yang nota bene dari MPU Aceh Selatan. Serta sejumlah tokoh termuka di sejumlah kabupaten di Aceh,” jelas Tgk H Syukri Daud, petinggi MPTT-1 Aceh.

MPU

Dikatakan, dalam melesaikan ini, pengurus MPTT-I Aceh, telah beberapa kali memohon kepada Majelis Permusyawaratan Ulama (MPU) Aceh untuk membuka ruang audensi. Namun gagal sebab MPU belum memberi kesempatan bertemu kepada MPTT-I.

Baca Juga  Ratusan Orang Ikuti Gebyar Vaksinasi di Lampaseh Banda Aceh

Selain itu, diberbagai media sosial sering muncul hujatan miring kepada MPTT-I dari berbagai kalangan yang belum mengenal ajaran dari Abuya H Amran Waly Al-Khalidi. Bahkan ada kalangan mengartikan secara sepotong-sepotong ajaran Tauhid Tasawuf.

“Bahkan telah terjadi beberapa kali aksi anarkis dengan membakar nama posko MPTT. Menyerang jamaah ketika hendak melakukan zikir. Ini tentunya dilakukan kelompok anti MPTT,” jelas Syukri.

Dikatakan, dalam perjalanan pengkajian tauhid tasawuf ini. Pihak pengurus bersama guru-guru dari dayah-dayah yang mendukung. Bahkan, MPTT pernah melakukan audensi dengan Gubernur Aceh, Polda Aceh juga instansi pemerintah lainnya untuk menjelaskan keberadaan MPTT-I di Aceh.

“Sebab selama ini keberadaan majelis ini telah di goreng atau terprovokasi oleh orang-orang yang tidak bertanggungjawab,” ujar Syukri Daud.[andinova | red 01]

Facebook Comments Box

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *