halaman7.com – Brebes: Rumah Baca Harun Ar-Rasyid Brebes (Yayasan Rumah Cinta Brebes) mengadakan Bedah Buku dan Diskusi Santai Bahasa Brebesan, Minggu 15 Nopember 2020.
Bedah buku ini mengupas dua judul buku ‘Catatan di Balik Dinding Kampus’ karya Wahyu Syaefulloh, yang juga Ketua Pemuda Tani HKTI Kabupaten Tegal. Satu buku lagi ‘Dakwah Follower serta Kajian Islam yang Ramah Ataukah Marah?’. Buku ini ditulis Dodhy Kurniawan, Presiden Mahasiswa, Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) Brebes masa bhakti 2019-2020.
Wahyu yang juga pengurus DPD KNPI Tegal mengatakan, buku ‘Catatan di balik dinding kampus’, merupakan bagian dari refleksi mahasiswa saat ini. Minim dalam kegiatan peningkatan intelektualitas. Kurangnya minat berorganisasi, pergerakan yang kurang teritegrasi, perjuangan politik mahasiswa yang belum terarah secara nasional.
Dikatakan, buku ini hadir untuk membaca historis gerakan dan merefleksikan semua mahasiswa saat ini. Kurang meminati organisasi, kurang terintegrasi dalam gerakan, mengotak-ngotakan mahasiswa.
“Bahkan kurangnya peran mahsiswa dalam perjuangan politik saat ini,” papar Wahyu yang juga Presiden Mahasiswa Universitas Peradaban periode 2017-2018.
Sementara Dodhy Kurniawan yang juga Founder Kampung Dongeng STAI Brebes, mengtakan, bukunya menyodorkan kajian menarik dari perspektif perubahan mainstrem dakwah. Termasuk isu yang berkeliaran soal relasi agama di Indonesia.
“Disini saya juga mengupas dampak dunia digital dalam jagad dakwah,” ujar Dodhy yang juga Founder UKM Tari Kreasi Tradisional Gugah Wanoja STAI Brebes.
Bedah buku dan diskusi yang dimoderatori Roudloh Nasir, Founder Rumah belajar An-Nur Limbangan. Diikuti masyarakat Desa Padakaton, dari taman baca masyarakat yang ada di Brebes. Komunitas Pena, dan beberapa mahasiswa.
Hadir juga sejumlah penulis buku asal Kecamatan Ketanggungan. Seperti Nikotiana penulis buku “Karma” dan Adek Mahira penulis buku “My Mom My Inspiration, dan penulis lokal lainnya.
Literasi
Presiden Forum Pengusaha Muda Brebes, Aries Sutanto yang juga Pengurus Taman Baca Harun Ar-Rasyid, dalam acara itu mengungkapkan, pentingnya literasi dimasa saat ini.
Dimana, literasi adalah kemampuan seseorang dalam mengolah dan memahami informasi saat melakukan proses membaca dan menulis. Dalam perkembangannya, definisi literasi selalu berevolusi sesuai dengan tantangan zaman.
Jika dulu definisi literasi adalah kemampuan membaca dan menulis. Saat ini, istilah literasi sudah mulai digunakan dalam arti yang lebih luas. Sudah merambah pada praktik kultural yang berkaitan dengan persoalan sosial dan politik.
“Salah satunya menjadi penulis,” ucapnya.[ril | red 01]