halaman7.com – Banda Aceh: Relasi politik legislatif dan eksekutif Aceh kembali harmonis dan kompromis. Setelah hampir setahun hubungan dua lembaga politik Aceh tersebut memanas sampai klimak pada upaya pemakzulan hak angket.
Namun upaya tersebut urung terjadi. Gagal akibat pada rapat paripurna kehadiran anggotan tak mencukupi qorum. Alhasil Nova Iriansyah pun dengan mulus dilantik sebagai Gubernur oleh Mendagri dengan memberhentikan Irwandi Yusuf.
Pemerhati sosial politik kemasyarakatan di Aceh, Usman Lamreueng, Selasa 24 Nopember 2020, melihat ada indikasi kuat kompromi ini terjadi karena adanya komunikasi politik antara keduanya yang mengarap pada akomodasi paket-paket Pokir anggota dewan di APBA 2021.
Dana Pokir
Harmonisasi dua lembaga politik tersebut di satu sisi tentu sangat baik. Memudahkan pemerintah Aceh merealisasikan keberlanjutan program Aceh hebat. Namun yang menjadi pertanyaan, apakah dana Pokir sebagai deal politik pemerintah Aceh dan DPRA, yang jumlahnya miliiaran? Lalu, apa program kegiatannya sejalan dengan dan sesuai dengan RPJM Aceh Hebat?
“Sebab kegiatan Pokir anggota dewan ini tiba-tiba masuk di tengah jalan,” beber Usman, penuh tanya.
Dikatakan, jangan sampai dana Pokir DPRA dan Pemerintah Aceh, mengganjal program Aceh hebat dan mengganggu prinsip pembangunan Aceh yang berkelanjutan.
“Kita tahu masih banyak program program besar yang harus diselesaikan Pemerintah Aceh. Seperti rumah sakit regional, kawasan industri, pelayanan kesehatan, pendidikan, solusi atasi pengangguran masa Covid dan sebagainya,” ujar Usman.
Makanya dengan pekerjaan rumah yang besar ini Pemerintah Aceh sudah seharusnya berbenah. Terutama dalam konteks memastikan realisasi program Aceh Hebat. Tidak hanya mengelola dana Pokir agar selaras dengan RPJM Aceh Hebat.
Evaluasi SKPA
Gubernur Nova juga sudah semestinya mengevaluasi kepala-kepala SKPA yang tidak berkinerja baik. Menempatkan sosok-sosok kepala SKPA yang cakap pada posisi yang sesuai dengan keahlian dan bidang ilmunya.
“Akan menjadi bumerang bagi Nova sendiri jika ia menempakan kepala-kepala SKPA lebih karena titipan dan orderan kroni-kroninya,” pungkas Usman.[ril | red 01]