halaman7.com – Jakarta: Ketua Dewan Pers, Muhammad Nuh kembali menegaskan kebebasan pers bukanlah sesuatu yang given. Tetapi harus terus diperjuangkan dan ditingkatkan kualitasnya serta dapat dipertanggungjawabkan agar memiliki makna bagi tujuan berbangsa bernegara.
Dewan pers juga mendorong perluasan ruang publik. Agar mekanisme dialektika (public discourse) berjalan dengan baik. Sekaligus mendorong tumbuhnya creative society sebagai bagian dari upaya untuk mencerdaskan kehidupan bangsa.
Hal itu dikatakan Muhammad Nuh saat memberikan catatan penting kebebasan Pers 2020 dalam Diskusi Catatan Akhir 2020, Pandemi Covid-19 dan Kebebasan Pers. Digelar BBC Media Action dan Dewan Pers, Jumat 11 Desember 2020.
Lebih lanjut, Muhammad Nuh mengatakan Dewan Pers terus memperjuangkan kebebasan pers. Disertai upaya peningkatan kompetensi (attitude,skill dan knowledge), perlindungan dan kesejahteraan wartawan. Membangun ekosistem industri pers yang mampu bertahan dan tumbuh secara berkelanjutan.
Selanjutnya Dewan Pers berkomitmen untuk memperkuat sinergi antar pemangku kepentingan. Tentang pentingnya hubungan antar kebebasan pers, demokrasi dan tujuan bernegara (janji kemerdekaan).
Nuh juga menjelaskan selama 2019-2020 Dewan Pers mencatat masih terjadi kriminalisasi, ancaman, tekanan dan kekerasan kepada wartawan dalam – selama melaksanakan tugas jurnalistik.
Dalam Diskusi Catatan Akhir 2020 ini. Pemateri lainnya yakni HE Owen Jenkins, Duta Besar Inggris untuk Indonesia dan Timor Leste, Bambang Harimurti (wartawan senior), Yulia Supadmo Pimred RTV dan Moderator, Henry Subiakto, Staf Ahli Menkominfo dan sejumlah nama nama tenar lainnya.[Antoedy]