Aceh  

Tarmizi Age: Mengenang Tsunami, Bukan Seremoni Belaka

halaman7.com – Banten: Tsunami yang meluluh lantakkan Aceh pada 2004 dan perdamaian Aceh pada 2005 menjadi bahagian dari historis duka dan hàru bagi rakyat Aceh. Kedua kejadian ini memiliki keterkaitan dalam tatanan kehidupan catatan sejarah Aceh.

Tarmizi Age, warga Aceh yang kini menetap di Banten, Jumat 25 Desember 2020 mengatakan, tsunami dahsyat menelan korban ratusan ribu nyawa. Telah memperkuat dorongan perdamaian Aceh tercipta.

“Tsunami juga ikut mempersatukan misi kemanusian bersama untuk Aceh. Hingga tergalang hingga ke seluruh dunia,” ujar Tarmizi Age yang kala itu juga aktif di Komite Monitoring Perdamaian dan Demokrasi (KMPD).

Mengenang 16 tahun Tsunami merupakan kewàjiban moral bagi rakyat Aceh. Kemudian dibarengi dengan perdamaian antara Gerakan Aceh Merdeka (GAM) dengan Republik Indonesia pada 2005. MoU itu di tanda tangani di Helsinki, Finlandia.

Tarmizi Age bersama Wali Nanggroe

Putra Aceh yang pernah menetap lama di Denmark ini, menambahkan, baik korban tsunami maupun korban konflik perlu mendapat perhatian serius dari pemerintah Aceh. Karena itu sudah menjadi domain internasional dalam koridor kemanusiaan.

“Jangan hanya serimonial tahunan tanpa prilaku pemenuhan hak-hak korban. Seperti pendidikan dan lainnya, jika masih ada yang belum terpenuhi,” harap Tarmizi Age.

Tidak hanya pemerintah Aceh. Mantan aktivis GAM itu juga meminta Wali Nanggroe Malik Makmud Al-Haytar untuk lebih peka dengan situasi Aceh saat ini. Agar selalu mendorong pemerintah menuntaskan hak-hak rakyat Aceh yang pernah di tandatangani Al Haytar sendiri mewakili GAM, hasil perundingan dengan RI.

Semoga musibah tsunami 2004 dan damai Aceh pada 2005 menjadi titik akhir konflik Aceh yang berkepanjangan. Makanya pemerintah Aceh dan wali nanggroe Yang Mulia Malik Mahmud Al Haytar untuk menjalankan apa yang disebut kesepahaman antara GAM-RI.

Baca Juga  Forkopimda Ziarahi Kuburan Massal Ulee Lheue

“Agar jangan ada lagi konflik di Aceh, jangan ada lagi perang di Aceh, jangan ada lagi korban rakyat. Karena konflik dan perang hanya pembodohan yang tiada batasnya,” pungkas Tarmizi Age.[ril | red 01]

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *