Aceh, Opini  

Saat Kita Pernah Berseragam Putih Abu-abu

HARI itu, Senin 4 Januari 2021. Smartphone bergetar. Ada notifikasi dari whatshap Rahmad. “Assalamualaikum.. Ijin masuk in group..”. Begitu pesan dari WA Rahmad. “grup apa” balas ku. Pesan itu tak berbalas dan semakin membuatkan penasaran.

Tak lama kemudian, tiba-tiba notifikasi kembali bergetar. Tiba-tiba nama ku sudah dimasukan ke dalam whatshap grup (WAG) “SMANPEGAS A1’93. Satu per satu, nama dalam WAG ku perhatikan. Ada nama yang ku kenal dekat, ada yang ku coba mengali lagi memori untuk lebih mengenal lebih lagi.

Melihat nama-nama teman dan sobat ku, mengenang masa lalu 28 silam. Saat kita bersama di sekolah yang hijau nan asri dengan seragam putih abu-abu. Kitapun kerap mengenakan pakaain serba coklat pada hari Jumat adan Sabtu.

Kini, sudah 28 tahun kita berpisah. Kenangan silam masih sangat membekas. Jadi teringat, kalau kita selalu menjadi yang terbaik sebagai peserta upacara bendera. Setiap semester, kelas A1 selalu kelas kita dipanggil ke tengah lapangan untuk menerima bingkisan sebagai yang terbaik peserta upacara bendera.

Teringat Helmi Srimuda ketua kelas kita, selalu menjadi pemimpin upacara. Aku diberi kesempatan untuk salah satu penggerek bendera bersama 2 dan kadang lima orang jadi pasukan pengibar bendera.

Di barisan koor lagu wajib, semua teman-teman berperan penuh dan menyanyikan lagu kebangsaan ‘Indonesia Raya’ dan lagu wajib yang kelas kita nyanyikan. Teringat lagu wajib kita modifikasi di sela-selanya ada pembacaan puisi dan terkadang lagu “Sepasang Mata Bola” kita modif jadi lagi Seriosa bahkan bergendre Keroncong.

Karena seringnya kita tampil prima, tak jarang juga sekolah kita ditunjukan sebagai delegasi sekolah untuk menjadi tampil dalam acara pertadingan vocal grup tingkat kabupaten. Kita pernah guncang Gedung Olah Seni (GOS). Meski nasib tak berpihak, kita dikalahkan “juri”. Itu yang kurasakan. Mungkin teman-teman juga tau tentang hal itu.

Baca Juga  Masjid Agung Sultan Jeumpa Bireuen

Kelas kita juga pernah mewakili Lomba Cepat Tepat (LCT) P4 di Langsa. Saat it Helmi Srimuda, Farida Isnaini dan Iranda Novandi mewakili, A’1 SMA Pegasing dan utusan Aceh Tengah untuk lomba tersebut.

Meskipun kita kelas kerab yang terbaik, terkadang kita juga buat kekonyolan yang super jahil. Pernah kita buat ibu guru harus meneteskan air mata meninggalkan kelas. Pernah juga kita kerjain guru pengawas saat ujian akhir, lewat teman kita asal Blangkejeren (maaf lupa namanya) yang memutar-mutar…, hingga tak betah di dalam kelas hingga kita bisa leluasa mengikuti ujian saat itu.

Surat Misterius

Belum lagi jelang-jelang semester akhir kita di kelas III. Muncul ide nakal untuk mengganggu para cewek-cewek di kelas. Kita para kaum hawa membuat surat misterisu. Masing-masing orang dan surat itu kita letakan ke dalam tas para teman wanita kita di kelas. Ada belasan surat yang mereka terima dengan orang-orang yang berbeda.

Tak taulah, apa yang teman-teman wanita kita rasakan saat itu. Apa mereka Baper, apa cuek aja atau mungkin ada juga yang kesal. Tapi untuk sekedar bongkar rahasia, kalau ada isi “surat” ber tag line “San Fransisco” dan isinya lagu-lagu “KLa Project” itu dari ku… hehehehe…

Aku juga banyak menulis puisi, tentang sesorang teman kita dan puisi itu sempat ku simpan dan ku jilid seperti buku saku. Namun tak sempat ku berikan.. jangan tanya siapa orang itu ya.. wkwkwkwkw….

Itulah sekelumit cerita kita saat berseragam putih abu-abu. Masih banyak kenangan lainnya yang kiranya tak habis untuk bisa diceritakan. Bisa berlaksa-laksa coretan akan terlahir kalau mereview masa kita masih SMA dulu.

Baca Juga  Syukuran Hari Jadi ke-3 Kodim Aceh Tamiang

Pastinya saya bangga punya teman-teman seperti kalian semua. Banyak yang sudah sukses, baik sebagai ASN, pengusaha, pendidik, ibu rumah tangga terbaik, dan profesi mulia lainnya saya yakini digeluti para sahabat ku semua.

Sebelum tulisan ini usai, siapapun yang baca, teman-teman ku semua. Mari sempatkan membaca ummul quran untuk sahabat kita Khaidir, yang telah mendahului kita semua. Semoga Allah menempatkan ia di surga terbaik di akhirat kelak. Alfatihah…[dodi]

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *