halaman7.com – Banda Aceh: Yayasan Aceh Dokumenter melalui program Aceh Documentary Junior (ADJ) 2021, kembali mengelar roadshow di 35 sekolah tingkat SMA/sederajat yang tersebar pada 7 Kabupaten/Kota di Aceh.
Roadshow bertujuan untuk memberikan edukasi audio-visual serta sosialisasi program ADJ 2021 untuk anak muda Aceh. Dilaksanakan serentak mulai 1-9 Februari 2021. Daerah tujuan roadshow adalah Banda Aceh, Aceh Besar, Pidie, Bireun, Aceh Tengah, Aceh Selatan, dan Aceh Barat.
Adapun yang akan menjadi panitia roadshow adalah komunitas film/seni dan alumni Aceh Documentary yang berada di daerah masing-masing. Kegiatan akan sepenuhnya mengikuti protokoler kesehatan Covid-19. Dengan cara pakai masker, jaga jarak dan intruksi pemerintah lainnya.
Kepala Departemen Program Aceh Documentary Azhari Ayi, mengatakan, rentetan kegiatan roadshow diawali dengan screening 5 film produksi Aceh Documentary. Dengan judul: “Lentera Kuning” dari Aceh Besar, “Tarian Kehidupan” (Subulussalam). “Klinik Nenek” (Aceh Jaya), “Dodaidi Tak Lagi Terngiang” (Aceh Besar), dan “Kupiah Riman” (Pidie).
Selanjutnya bedah film dokumenter, dilanjutkan dengan coaching clinic. Guna membedah pengisian proposal, riset dokumenter dan cara pengajuan proposal ADJ2021. Program ADJ 2021 mengusung tema “Pelajar Juga Bisa”.
Sudah membuka pendaftaran mulai 18 Januari-18 Februari 2021. Secara keseluruhan program ADJ akan berlangsung sekitar empat bulan. Dimulai dari penerimaan ide cerita, basic training, present forum, in-house training, produksi, dan editing.
“Pada saat present forum, dewan juri akan memilih lima ide cerita terbaik untuk diproduksi. Dari lima film tersebut akan dipilih film terbaik pada award night di akhir tahun nanti,” ujar Iqbal Faruqi selaku Manager Program ADJ 2021.
Calon Sutradara
Menurut Iqbal, calon sutradara ADJ 2021 tidak mesti mereka yang sudah paham film. Para pelajar cukup mengirimkan ide cerita yang menarik, berdasarkan riset yang kuat.
Untuk informasi lebih lanjut terkait ADJ 2021 dapat membaca term of referens yang tersedia dilaman www.acehdocumentary.com. Serta mengunduh form pendaftaran yang tersedia diwebsite.
Kepala Departemen Program Aceh Documentary Azhari Ayi mengharapkan, ide cerita yang dikirimkan nantinya dapat mewakili kegelisahan para pelajar dengan keadaan yang terjadi saat ini.
“Tentu menarik melihat dari sudut pandang pelajar. Bagaimana renpon mereka terhadap isu disekitar mereka. Terutama perubahan akibat pandemi yang terjadi saat ini,” ujar Azhari.
Azhari yakin, ide-ide para pelajar jauh lebih idealis dari pada orang-orang dewasa. Mereka mempunyai sudut pandang tersendiri dalam melihatnya.
“Semoga film-film yang diproduksi tahun ini dapat membawa harum nama Aceh di tingkat nasional maupun internasional,” tutup Azhari.[ril | red 01]

















