DENGAN mengenakan jaket kulit hitam yang membalut tubuhnya dari udara dingin yang menyerang. Lelaki itupun dengan gesit memegang sapu dan mengayunkan gagang pembersih itu. Membersihkan ruangan yang terlihat kotor.
Lengkap dengan sarung tangan hitam dan masker putihnya. Satu persatu kursi dan meja belajar di tatanya kembali. Hal ini tentunya membuat pihak sekolah gelisah. Sehingga dengan spontan juga para guru termasuk kepala sekolah dan murid setempat ikut melakukan hal sama yang diperlihatkan lelaki bertopi merah putih tersebut.
Begitulah keseharian Alhudri, Kadis Pendidikan Aceh jika melakukan kunjungan kerja ke sejumlah sekolah di Aceh. Dia langsung melakukan hal-hal yang seharusnya lazim dilakukan murid sehari-hari.
“Saya ngak mau asal perintah, tapi langsung mempraktekannya. Memberi contoh lebih baik dari pada hanya sekedar menyuruh orang melakukannya,” ujar Alhudri saat berbincang dengan halaman7.com dan acehstandar.com beberapa hari lalu di Banda Aceh.
Menurut mantan Kadis Sosial Aceh ini, hal itu hampir selalu dilakukannya saat berkunjung ke sekolah-sekolah di Aceh. Hal itu pula juga dilakukannya saat berkunjung ke sejumlah sekolah di Kabupaten Bener Meriah dan Aceh Tengah.
Selain memantau pelaksanaan buku kerja kepala sekolah. Kadisdik Aceh juga meninjau secara langsung kondisi lingkungan sekolah, mulai ruang belajar, ruang guru, kantin sehat, toilet, mushalla, perpustakaan, dan lain sebagainya.
Saat menginjakan kakinya di SMAN 7 Takengon yang terletak di Kecamatan Bintang, Aceh Tengah. Alhudri dengan spontan memegang sapu dan membersihkan ruangan. Merapikan buku-buku yang berserakan dan mengumpulkan kertas yang mengotori ruangan di SMA yang terletak di pinggiran Danau Laut Tawar itu.
Dalam kunjungan ke Bener Meriah dan Aceh Tengah, Sabtu 13 Maret 2021, Kadisdik Aceh beserta rombongan meninjau beberapa sekolah. Di Bener Meriah, Alhudri singgah di SMAN 1 Pintu Rime Gayo, SMAN 2 Timang Gajah, SMAN 1 Bukit, SMKN 1 Bener Meriah. Sedangkan di Aceh Tengah, SMKN 1 Takengon, SMAN 7 Takengon, SMAN 8 Takengon, yang dikunjunginya.
Aksi spontan ini tak lain, hanya ingin untuk menciptakan iklim sekolah yang bersih dan sehat. Karena hal tersebut bisa menunjang kualitas pendidikan. Lewat sekolah yang bersih dan sehat, anak didik bisa nyaman belajar dan menuntut ilmu.
Aceh Carong
Alhudri menuturkan, Pemerintah Aceh di bawah kepemimpinan Gubernur Aceh, Nova Iriansyah sangat berkomitmen untuk meningkatkan kualitas pendidikan Aceh yang lebih baik dalam rangka mewujudkan Aceh Carong. Sebab, masa depan Aceh sangat tergantung dari kualitas pendidikan generasi Aceh saat ini.
“Tugas bapak dan ibu guru memang tidak mudah dalam mengendalikan moral dan tingkah laku peserta didik. Karena itu diperlukan keikhlasan dan kesungguhan dalam bekerja,” pesannya.
Menurut Alhudri, dengan pelaksanaan proses pembelajaran yang baik. Maka akan terciptanya siswa-siswi yang memiliki sumber daya manusia yang berkompeten dan handal.
Alhudri menyampaikan, untuk melatih kemampuan siswa dalam berpikir, guru dapat merancang pola pembelajaran secara diskusi untuk memecahkan masalah.
“Jika lulusan SMK, berapa banyak yang bisa bekerja di dunia industri dan dunia kerja (IDUKA). Kemampuan siswa harus selaras dengan kebutuhan industri saat ini,” ujarnya.
Sebab, katanya, masih banyak lulusan vokasi yang hanya memahami teori, namun belum memahami implementasi di dunia kerja.
“Pemerintah Aceh akan terus menjembatani SMK dengan dunia industri dan dunia kerja melalui kerjasama-kerjasama yang telah dan yang akan dilaksanakan,” ujarnya.[iranda novandi]