Toto Utomo Budi Santoso Dinobatkan ‘Bapak Pekerja Sosial Indonesia’

halaman7.com Jakarta: Peringatan Hari Pekerja Sosial Dunia (World Social Work Day) yang tepat jatuh hari ini, Rabu 16 Maret 2021 di tanah air diwarnai dengan seminar daring (zoom). Diikuti ribuan pekerja sosial dari Sabang hingga Merauke.

Dalam Peringatan Hari Pekerja Sosial Dunia ini, almarhum Drs Toto Utomo Budi Santoso MSi (1961-2021) ditetapkan sebagai Bapak Pekerja Sosial Indonesia.

Almarhum dinilai sangat berjasa dalam pengabdian dan dedikasinya. Demi memajukan profesi pekerjaan sosial di tanah air, Indonesia.

Semasa hidup (alm) pria kelahiran Solo, 10 Mei 1961 ini pernah menjabat sebagai Sekjen Kemensos RI pada 2010-2015. Dirjen Banjamsos 2009, Sekretaris Dirjen Pemberdayaan Sosial 2007. Ketua Ikatan Alumni (IKA) STKS Bandung 2010-2019 dan lainnya.

Dalam webinar yang dibuka Dirjen Pemberdayaan Sosial Kementerian Sosial, Edi Suharto PhD juga diisi dengan sambutan Wakil Ketua WSWD Dr Susi Tanjung MSi. Kemudian Regional Vice President of International Federation of Social Work Asia Pacific (IFSW-AP) Mr Sriganesh MV .

Adapun seminar yang berlangsung dalam dua hari, Selasa-Rabu 16-17 Maret 2021. Menghadirkan tokoh tokoh atau pakar dalam bidang pekerjaan sosial.

Pada sesi pertama. Mengupas topik ‘Menelusuri 1 Tahun Jejak Undang Undang Pekerja Sosial di Indonesia’ dengan narasumber Miryani Nainggolan MSW Psikolog (KPSI) dan Dwi Yuliani PhD (DPP IPSI).

Sesi kedua membahas tentang Tantangan dan Inovasi Dunia Pendidikan Kesejahteraan Sosial/Pekerjaan Sosial di Era Pandemi Covid-19. Dalam hal ini narasumbernya, Dr Rudi Darwis MSi (Universitas Pajajaran), Eli Sukmawati MSi (Aspeksi UIN Syarif Hidayatullah) dan Drs Agus Suriadi MSi (Aspeksi).

Pesan Bu Risma

Menteri Sosial Tri Rismaharini memberikan pesan mendalam saat Peringatan Hari Pekerja Sosial Sedunia Tahun 2021 yang digelar secara virtual, Selasa 16 Maret 2021.

Baca Juga  Menteri Luar Negeri Era Pak Harto Meninggal Dunia

Rismaharini menginstruksikan pekerja sosial (Peksos) berkontribusi nyata dalam penanganan berbagai tantangan kesejahteraan sosial sebagai dampak pandemi Covid-19.

Mensos Risma mengajak peksos dan pihak terkait memperkuat kerja sama dan mempererat solidaritas.

“Krisis ini juga mengajarkan kepada kita. Bahwa secara global kita semua terhubung dan saling memengaruhi. Menembus semua batas dan kotak-kotak yang selama ini kita yakini sebagai suatu identitas. Mari tingkatkan kerja sama dan mempererat solidaritas,” kata Mensos Risma.

Peringatan ini merupakan mandat dari International Federation of Social Workers (IFSW) bagi negara-negara dan organisasi anggotanya. Terutama pada para Peksos di seluruh dunia. Untuk menyuarakan dan mempromosikan isu-isu penting tentang kemanusiaan setiap tahun.

Tahun ini, yang diusung oleh IFSW tertuang dalam global agenda of social work and social development 2020-2030 adalah Ubuntu: I Am because We Are: Strengthening Social Solidarity and Global Connectedness.

Terkait dengan tema kegiatan. Mensos Risma menyatakan Ubuntu bukanlah hal baru bagi masyarakat Indonesia. Dia yakin nun di seberang lautan Afrika sana, sebagai makhluk sosial juga berbagi nilai-nilai yang sama.

“Kita mempunyai nilai-nilai filosofi dalam budaya kita. Kita kenal istilah Bhineka Tunggal Ika, gotong royong, tepo seliro, musyawarah dalam mufakat. Bersatu kita teguh, bercerai kita runtuh. Ada lagi pela gandong dan lain-lainnya,” katanya.[berbagai sumber |Antoedy]

Respon (1)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *