Opini  

Kesabaran Rasulullah

Oleh: Aji Setiawan

ADA suatu kisah ketika Rasulullah berdakwah di Thaif. Ketika Rasul menyadari dakwahnya belum berhasil di sana, beliau memutuskan untuk pergi. ⁣

Aji Setiawan

Tetapi penduduk Tha’if tidak membiarkan beliau keluar dengan aman. Mereka terus mengganggunya dengan melempari batu dan kata-kata penuh ejekan. ⁣

Lemparan batu yang mengenai Nabi demikian hebat. Sehingga tubuh beliau berlumuran darah.⁣

Allah memerintahkan malaikat-malaikat di gunung-gunung di sana untuk menaati perintah Rasul. Kata malaikat itu, jika Rasul berkenan, mereka mampu menabrakkan gunung-gunung tersebut lalu menimpa penduduk Tha’if yang zalim. ⁣

Mendengar tawaran malaikat itu. Rasulullah dengan sifat kasih sayangnya berkata, “Walaupun mereka menolak ajaran Islam. Saya berharap dengan kehendak Allah. Keturunan mereka pada suatu saat nanti akan menyembah Allah dan beribadah kepada-Nya.”

Begitu sabarnya Rasulullah dalam menerima perlakuan dari orang-orang zalim itu. Alih-alih menghukumnya, Rasul memilih untuk mendoakan kebaikan untuk mereka. Sabar tentu sulit, Sahabat. ⁣

Karenanya, pahala sabar juga sangat besar di sisi Allah. Bahkan, dalam segala urusan kita. Kita bisa mendapat pahala.

Dalam suatu hadits, “Sungguh menakjubkan keadaan seorang mukmin. Seluruhnya urusannya itu baik. Ini tidaklah didapati kecuali pada seorang mukmin. Jika mendapatkan kesenangan, maka ia bersyukur. Itu baik baginya. Jika mendapatkan kesusahan, maka ia bersabar. Itu pun baik baginya.” (HR. Muslim).⁣

Ada juga kisah lain tentang kesabaran Rasulullah SAW. Anas bin Malik bertutur: Suatu hari aku berjalan bersama Rasulullah SAW. Saat itu beliau memakai selimut dari daerah Najran yang ujungnya sangat kasar. Tiba-tiba ia ditemui seorang Arab dusun. Tanpa basa basi, laki-laki dusun itu langsung menarik secara kasar selimut Rasulullah sehingga aku melihat bekas merah di pundak Rasulullah.

Baca Juga  Warkop Berdenyut, Pengantin Pingitan Tersenyum

Laki-laki dusun tersebut berkata, “Suruh orang-orangmu untuk memberikan harta Allah kepadaku yang kau miliki sekarang.” Rasulullah SAW lalu berpaling kepada laki-laki tadi. Sambil tersenyum, beliau bersabda, “Berilah laki-laki ini makanan apa saja”. (HR Bukhari).

Rasulullah SAW adalah seorang penyabar. Jubair bin Muthim bertutur, ketika ia bersama Rasulullah SAW, tiba-tiba orang-orang mencegat beliau dan meminta dengan setengah memaksa sampai-sampai beliau disudutkan ke sebuah pohon berduri.

Tiba-tiba salah seorang dari mereka mengambil mantelnya. Rasulullah SAW berhenti sejenak dan berseru, “Berilah mantelku ini! Itu untuk menutup auratku. Seandainya aku mempunyai mantel banyak (lebih dari satu), tentu akan kubagikan pada kalian”. (HR. Bukhari)

Semoga kisah-kisah kesabaran Rasulullah SAW di atas dapat menjadi bahan renungan dan menjadi pelajaran dalam hidup kita. Ahklak Nabi adalah sebaik-baik akhlak manusia dan akan menjadi contoh kepada sekalian manusia mulai dari dahulu sampai akhir zaman kelak.

Semoga Allah SWT membimbing kita ke akhlak yang mulia yaitu akhlak kekasih-Nya Muhammad SAW.[]

Penulis: Aji Setiawan, mantan wartawan Majalah alKisah Jakarta

Facebook Comments Box

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *