Catatan: Usman Lamreueng
ACEH kembali kedatangan tamu istimewa. Bagi rakyat Aceh tamu tersebut sangat ditunggu-tunggu. Namun bagi para pejabat dijajaran legislatif dan eksekutif, ini menjadi suatu hal yang bisa memaju adreanalin dan sangat mendebarkan jantung.
Khusus yang dipanggil untuk dimintai keterangan dalam berbagai kasus dugaan korupsi. Seperti Kapal Aceh Hebat, masalah mata anggaran 2021 Kode Appendix, Proyek multiyear dan sebagai, akan menjadi beban. Mereka adalah Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).
KPK kedua kali datang ke Aceh dalam rangka untuk mengumpulkan bukti-bukti tindak pidana korupsi yang dilaporkan kelompok masyarakat sipil.
Dugaan gurita korupsi di Aceh yang begitu massif, menjadi keprihatinan yang begitu besar rakyat Aceh. Ini menjadi sorotan kelompok pengiat anti korupsi Aceh dalam berbagai diskusi, media, demo, dan sampai di laporkan ke Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).
Akhirnya KPK turun ke Aceh untuk melakukan penyelidikan, memastikan kebenaran dugaan-dugaan korupsi yang terjadi di Aceh selama ini.
Berbagai dugaan penyimpangan dalam pengelolaan anggaran negara oleh pemerintah Aceh bukan tidak mendasar. Begitu besar Anggaran Pendapatan Belanja Aceh (APBA) melalui dana Otsus.
16 tahun Aceh sudah Aceh damai. Rp80 triliun lebih dana otsus digelontorkan. Namun berbagai masalah seperti kemiskinan, pengangguran, pendidikan, parawisata, investasi, sektor pangan, krisis kepemimpinan, dan lainnya?
Belum mampu membawa Aceh bersaing dengan daerah lain. malah ironisnya Aceh masuk daerah dengan dugaan korupsi paling tinggi hingga menjadi daerah pantauan KPK.
Berbagai kasus korupsi di Aceh harus segera terjawab. Bila memungkinkan KPK harus mempercepat penyelidikan, sebagai antisipasi pelaku tidak menghilangkan barang bukti, semakin lama dalam penyelidikan, akan semakin mudah pelaku korupsi menghilangkan barang bukti.
Maka harapan rakyat Aceh pada KPK, berbagai kasus dugaan korupsi segera terjawab. Segera diseret pelaku ke pengadilan untuk mempertanggungjawabkan perbuatannya. Bila dugaan-dugaan korupsi tidak ditemukan KPK membuka pada publik seterang-terangnya. Agar rakyat Aceh tidak curiga, ragu pada penegak hukum.
Ragu pada KPK
Rakyat Aceh biarpun mulai ragu pada KPK. Namun masih menaruh harapan besar, bahwa KPK benar-benar membongkar gurita korupsi di Aceh. Harapan rakyat Aceh tidak lain agar para pejabat di Aceh benar-benar kembali pada jalan yang benar dalam pengelolaan anggaran untuk kepentingan kesejahteraan rakyat.
Rakyat Aceh akan terus mengawal dan mendorong KPK konsisten membongkar korupsi di Aceh, dan kali kedua ini datang ke Aceh. Ada peningkatan dari penyelidikan ke tahap penyidikan, dengan harapan ada yang disangkakan.
Biar selanjutnya Aceh bisa fokus melanjutkan berbagai program pembangunan, yang selama ini terkesan lambat, atas hiruk pikuk isu dugaan korupsi.[]
Penulis, Akademisi Unaya, Aceh Besar