halaman7.com – Banda Aceh: Info pembatalan penandatanganan MoU investasi pariwisata di Pulau banyak, Aceh Singkil oleh pihak Murban Energy dari Uni Emirat Arab bagai petir di siang bolong. Ini menjadi kabar buruk yang membuat rakyat Aceh semakin tidak percaya dengan kinerja Pemerintah Aceh.
“Kehebohan rencana investasi dan janji-janji bombastis dari Pemerintah Aceh akan realisasi investasi pariwisata di Pulau Banyak tak lebih dari pepesan kosong belaka,” ujar Akademisi Unaya, Aceh Besar, Usman Lamreueng, Senin 8 Nopember 2021.
Dikatakan, rakyat Aceh khususnya Pulau Banyak dan Aceh Singkil yang sudah sangat mengharapkan kehadiran investasi di daerahnya. Tentunya dalam rangka mengangkat perekonomian mereka.
Namun, kini harus menelan kekecewaan dan mengubur dalam-dalam impian daerahnya bisa berkembang. Seperti destinasi-destinasi pariwisata lainnya di Indonesia. Tentu, sangat disayangkan pembatalan rencana investasi tersebut.
“Kegagalan investasi UEA di Pulau Banyak ini semua tidak lepas karena tidak cakapnya gubernur Nova Iriansyah dalam meyakinkan pihak investor untuk berinvestasi di Aceh,” tegas Usman.
Dikatakan, bolak-balak ke Pulau Banyak, Jakarta, dan Dubai, tapi pulang tanpa membawa hasil. Yang ada habis uang rakyat untuk membiayai perjalanan dinas mereka.
INFO Terkait:
Silahkan Mundur
Lebih lanjut sebagai bentuk pertanggung-jawaban moral, Usman meminta pembantu-pembantu Nova yang selama ini terlibat dalam “misi investasi” pariwisata Pulau Banyak agar segera mengundurkan diri.
Diketahui, ada tiga pejabat yang selama ini terlibat pergerakan misi investasi pariwisata ini. yaitu kepala dinas DPMPTSP, Martunis. Kepala Dinas Pariwisata Aceh, Jamaluddin, serta Staf Khusus Gubernur Aceh, Bidang Ekonomi dan Investasi, Iskandar Jamal.
“Ketiga pejabat ini, kalau mereka masih punya rasa malu, silakan mundur dari jabatannya. Mereka cuma bisa bersenang-senang, pelesiran, jalan-jalan dengan uang rakyat, tapi hasilnya untuk rakyat nol besar,” tegas Usman.
Usman membeberkan, kegagalan demi kegagalan Pemerintah Aceh dalam menggalang investasi luar negeri pun terus terjadi. Tidak satupun membuahkan hasil, seperti yang pernah disebut-sebut dari India, Belanda, Cina, dan lainnya termasuk yang terkini dari UEA.
Masalahnya banyak seperti dibidang infrastruktur, pelayanan birokrasi, kepastian hukum, dan juga tim yang ditunjuk gagal dalam mencari investasi. Kegagalan demi kegagalan, ini terbukti ketidakmampuan Pemerintah Aceh dalam meyakinkankan investor, baik yang sudah MoU maupun sedang berproses, tidak satupun terealisasi.
“Yang ada menghabiskan APBA, hasilnya nol besar,” pungkas Usman.[ril | red 01]