Oleh: Usman Lamreueng
TAHUN 2021 segara akan berakhir. Berbagai regulasi kebijakan dan program yang sudah dicetuskan dalam APBA 2021, pembangunan Aceh berbagai bidang sudah direalisasikan Pemerintah Aceh.
Kita sambut hangat atas keberhasilan pemerintah Aceh yang telah membawa Aceh menjadi Aceh Hebat, Aceh Teuga, Aceh Troe, Aceh hanafee bebas korupsi, kolusi dan nepotisme.
Patut juga disambut kesuksesan pemerintah Aceh yang telah banyak melakukan MoU kerjasama investasi. Baik dengan investor nasional maupun internasional. Namun sayang belum ada yang sukses di realisasi dan diimplementasi kedua belah pihak.
Rakyat Aceh mengapreasiasi Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) sudah dua kali datang ke Aceh, tapi belum ada terduga yang melakukan korupsi, dan patut berbangga rakyat Aceh bahwa para pejabat di pemerintah Aceh, sangat bersih, sudah menjalankan slogan Aceh Hanafee dalam bentuk apapun termasuk pengelolaan anggaran, ini menandakan Aceh Hebat.
Rakyat Aceh juga salut pada pemerintah Aceh, Aceh tidak lagi daerah miskin, terbukti banyak rumah dhuafa belum dibangun, jadi bersabar rakyat Aceh yang rumahnya belum dibangun karena di duga Pemerintah Aceh, rakyatnya sudah sangat hebat dan sudah troe (kenyang) sesuai dengan slogan dalam program kerjanya.
Rakyat Aceh juga mengapresiasi pada pemerintah Aceh, yang sudah membeli mobil-mobil mewah untuk para pejabat, para kepala dinas, dan kepala-kepala lainnya. Untuk kebutuhan operasional.
Namun sayang para pejabat tersebut yang sudah difasilitasi kebutuhannya dengan uang negara, mereka belum mampu mensejahterakan rakyat. Belum mampu bekerja menjalankan amanah dengan baik, malah ada dari pejabat tersebut berurusan dengan penegak hukum karena korupsi.
Rakyat Aceh sangat bangga dengan DPRA, dalam setahun ini gentol mensorot berbagai kebijakan pemerintah Aceh. Seperti program multiyear, realisasi anggaran Covid-19, Silpa, menolak pertanggungjawab Gubernur, dan berbagai isu politik lainnya.
Begitu besar mereka peduli pada rakyat Aceh, namun sayang begitu sinyal diberikannya plot anggaran pokir tiba-tiba berbagai isu awalnya sangat tajam, melemah dan redup, luar biasa kinerja DPRA.
Kita juga patut berbangga dengan lahir berbagai program-program pemerintah Aceh seperti Kawasan Industri Aceh, Kawasan Ekonomi Khusus, BPMA, BPKS, PEMA dan lainnya. Lembaga tersebut sudah bekerja sesuai regulasi, begitu hebat dicetuskan program-programnya.
Namun sayang sekali semua itu hanya dalam harapan-harapan, besar keinginan namun tidak mampu direalisasikan, menyebakan semua hanya dalam cerita.
Inilah Provinsi Aceh, negeri yang kaya raya, anggaran otsus begitu besar, namun dalam realita seperti dalam mimpi saja, pura-pura tidak sesuai dengan cita-cita. Aceh yang jauh tertinggal dengan daerah provinsi lainnya, butuh sang nahkoda yang bukan suka bercerita tapi mampu melahirkan berbagai aksi nyata untuk Aceh tercinta.[halaman7.com]
Penulis, Akademisi Unaya, Aceh Besar

















