halaman7.com – Banda Aceh: Akademisi Universitas Abulyatama (Unaya) Usman Lamreueng mempertanyakan klaim dari pemerintah Aceh. Menyatakan realisasi investasi di Aceh mengalami peningkatan yang baik dari tahun ke tahun.
Pemerintah Aceh melalui Gubernur Nova Iriansyah mengklaim pada 2019, realisasi investasi Aceh mencapai Rp5,8 triliun. Melampaui dari target RPJMA yaitu Rp5,5 triliun. Pada 2020 dan 2021 realisasi investasi mencapai angka Rp9,1 triliun (2019) dan Rp10,89 triliun. Melebihi dari target Rp6,05 triliun dan Rp6, 65 triliun pada tahun tersebut.
”Klaim Nova ini menarik, sekaligus mengundang tanya,” ujar Usman Lamreung, Rabu 9 Maret 2022.
Dikatakan, di tengah perekonomian yang lesu akibat pandemi dan ini terjadi dimana-mana. Tapi gubernur justru mengklaim investasi di Aceh mengalami peningkatan.
Jika klaim Nova ini benar. Maka pertanyaannya, dari sektor mana saja? Berapa angka riil dari masing-masing investasi dan dimana lokasinya.
Lalu apakah realisasi investasi adalah buah dari jalan-jalan ke luar negeri berbungkus misi investasi atau karena faktor lain. Karena geliat investasi yang dilakukan secara mandiri pihak swasta tanpa campur tangah Pemerintah Aceh. Dengan bahasa lain, apakah realisasi itu terjadi dalam skema Government to Business (G To B) atau Business to Business (B to B).
Menurut Usman, ini yang perlu diinformasikan gubernur dan jajaran birokrasinya ke publik. Supaya publik bisa tahu dan bisa menguji apakah klaim itu benar atau pembohongan publik. Juga jangan sampai klaim Nova ibarat ungkapan “gob yang meureuoh tanyo yang cok laba”.
Selama ini, lanjut Usman, ditahui cerita investasi Aceh selalu identik dengan kegagalan yang tak kunjung berbuah realisasi dan prestasi. Contoh paling nyata adalah rencana investasi pariwisata UEA di Pulau Banyak yang tak berbuah hasil. Juga investor KIA Ladong yang hengkang dan angkat kaki akibat kerja tak becus pemerintahan Aceh.
Dikatakan Usman Pemerintah Aceh saat ini, jangan terbiasa memainkan narasi-narasi makro dan umum. Dengan sekadar bisa menyebut angka-angka total. Untuk menutupi kegagalannya.
“Coba jika benar sampai informasi secara detail dan komprehensif kepada publik,” tantang Usman.[ril | red 01]


















