SEJAK lintas alternatif yang menghubungkan Kabupaten Bener Merian dengan Aceh Utara, membuat jalur ini ramai digunakan warga. Terutama yang hendak berpergian ke kawasan Utara – Timur Aceh dari lintas Tengah Aceh.
amatan halaman7.com lintasan ini, kerab juga dijadikan kawasan wisata bagi para wisatawan lokal di Aceh. Tujuannya terutama ke Gunung Salak. Para wisatawan datang dari berbagai wilayah di Aceh dan sejumlah daerah luar Aceh.
Gunung Salak, memang terkenal ke indahannya. Dengan pemandangan yang eksotik antara lembah dan gunung serta hutan. Lebih terasa indah lagi, bila awan tipis mengantung dipucuk pepepohonan, ditambah belaian tipis angin pergunungan.
Jika kita dari daerah Gunung Salak menuju Bener Meriah, bagi anda yang hobi buah-buah segar khas dataran tinggi Gayo, anda butuh waktu 30-45 menit saja menuju daerah Bener Meriah. Disana, kita bisa menikmati berbagai buah khas.
Dipinggir jalan lintas Bener Meriah-Bukit Salak, ada lokasi yang dibuka warga setempat untuk menjajakan berbagai buah khas dataran tinggi, yakni Pokat, Markisa dan Terong Belanda, Labu Jepang, strawberry. Serta berbagai sayuran segar yang memang hanya tumbuh di daerah berhawa sejuk.
Bagi pecinta kopi, anda juga bisa menemukan ubuk kopi Arabika atau Robusta yang diolah secara modern dan tradisional. Secara modern bubuk kopi itu di roasting sedangkan tradisional di sangrai.
Hanya saja, harus di akui, pasar buah dan sayur dadakan di pinggir jalan itu belum dikelola secara baik. Namun, hal itu telah mengairahkan perekonomian masyarakat setempat, terlebih di tengah pandemic yang masih terus ditakut-takuti pada masyarakat ini.
Tentu diharapkan, gaerah perekonomian ini tidak hanya sebatas desahan yang tidak terdengar jelas. Disinilah peran Pemerintah Daerah untuk bisa menghadirkan terobosan, kreativitas, inovasi dalam mendongkrat derasnya arus transportasi di lintas Bener Meriah-Bukit Salak.
Kalau hanya mengimbau warga menggunakan lintasan tersebut, akan sangat terasa sulit. Begitu juga kalau hanya mengandalkan, warga yang melintas karena ingin memangkas waktu perjalanan, juga masih sulit.
Warga akan datang ke sana, jika pemerintah daerah dan pihak swasta (investor) mau membuka daya tarik yang menjadi magnet untuk orang berkunjung kesana. Salah satunya, wisata kreatif dan produktif.
Bagaimana, mungkinkan ini bisa terwujud, wahai pejabat pemerintah?[Iranda Novandi]