Tiga Benteng Rakyat Alas Melawan Belanda

Dijadikan Objek Wisata Sejarah

halaman7.com – Banda Aceh: Tiga benteng perlawanan rakyat Alas yang ada di Aceh Tenggara akan dijadikan kegiatan strategis daerah 4 tahun ke depan. Saat ini sudah dimasukkan sebagai kegiatan strategis daerah, sehingga ke depan bisa dijadikan wisata sejarah.

“Ini bisa berdampak pada kemajuan dunia pawiwisata dan Aceh Tenggara secara keseluruhan,” kata Yusrizal, Kepala Bappeda Aceh Tenggara, Rabu 18 Mei 2022.

Hal itu terungkap dalam Bincang Sejarah Seri 1 yang membahas “118 Tahun Pembantaian Rakyat Gayo-Alas Oleh Belanda (1904-2022).” Yang diselenggarakan Pusat Kajian Kebudayaan Gayo.

Karenanya, jelasnya, kita masukkan sebagai kegiatan strategis daerah 4 tahun ke depan. Kegiatan ini diharapkan terus berjalanjut 4 tahun mendatang, dengan segala rangkaian kegiatannya.

Pada akhirnya, lanjut Yusrizal, generasi Alas khususnya, tambah Gayo, tidak melupakan sejarah, tidak melupakan perjuangan heroik leluhur mereka, sebagai benteng terakhir Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).

Yusrizal berharap agar tiga benteng rakyat Alas yang ada di Kabupaten Aceh Tenggara juga dibahas Pusat Kajian Kebudayaan Gayo secara khusus. Dengan demikian, tegasnya, akan banyak data-data, fakta-fakta baru untuk mendukung penulisan sejarah pembantaian rakyat di Alas oleh Belanda dan untuk mendukung dimasukannya ketiga benteng di Alas sebagai kegiatan strategis 4 tahun mendatang.

Ketua Pusat Kajian Kebudayaan Gayo, Yusradi Usman al-Gayoni, menyebutkan, mengapresiasi langkah cepat Pemerintah Kabupaten Aceh Tenggara. Termasuk, membahas 3 benteng rakyat Alas dalam melawan pasukan van Daalen secara khusus.

“InsyaAllah Bincang Sejarah Seri  2 “118 Tahun Pembantaian Rakyat Gayo-Alas Oleh Belanda (1904-2022)” pada, Kamis 19 Meri 2022, secara daring, jam 10.00 WIB-selesai, melalui tautan zoom meeting https://us02web.zoom.us/j/88268860858?pwd=qkFJYMCqCJB-Bgs0t9D3B66A-5BIsV.1, Meeting ID: 882 6886 0858, dan Passcode: 828384.

Baca Juga  AKBP Teuku Arsya Khadafi, Polisi Ganteng Berdarah Aceh Pemburu Bandit Jadi Kapolres

Bincang Sejarah Seri 2 tersebut, sambung Yusradi, akan dinarusmi Wakil Bupati Aceh Tenggara Bukhari, Wakil Bupati Gayo Lues, Said Sani, Dr. Yusra Habib Abdul Gani (penulis buku “Marechaussee di Gayo Lues 1904”), dan Hasbullah SS, Pamong Budaya Muda Balai Pelestarian Nilai Budaya (BPNB) Aceh-Sumut.[ril | red 01]

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *