Terima Kasih Nova atas ‘Haba Mangat’ nya

halaman7.com – Banda Aceh: Satu bulan lagi Gubernur Aceh Nova berakhir masa tugas, awal pemerintahan bersama Gubernur Irwandi Yusuf, setelah Irwandi tersandung kasus dengan KPK, Nova menjadi Plt hingga ditetapkan menjadi Gubernur Aceh depenitif tanpa Wakil Gubernur. Nova dengan gagah melanjutkan program program Aceh Hebat.

Menjelang sebulan berakhirnya masa tugas gubernur tersebut, Akademi Unaya, Usman lamreung menilai, untuk mengejar dari ketertinggalan dengan daerah lain. Sangat banyak terobosan kebijakan Nova yang tertuang dalam Rencana Program Jangka Menengah (RPJM).

Salah satu program besar yang dicetuskan adalah Kawasan Industri Aceh (KIA), berlokasi di Ladong Krueng Raya. Kawasan KIA Ladong tersebut dengan konsep menjadikan kawasan yang menarik perhatian investor.

Banyak program yang sudah dicetuskan pemerintah Aceh termasuk KIA Ladong. Namun masih saja realisasinya masih dalam mimpi indah, haba mangat, penuh slogan, serimonial formal, popularitas dan simbolis.

Terbukti hingga akan berakhirnya kekuasaan Gubernur Aceh. Nova Iriansyah belum juga mampu memboyong para investor ke Kawasan Industri Aceh di Ladong. Dalam Laporan Keterangan Pertanggungjawaban (LKPJ) Gubernur Aceh 2021 menyebutkan, KIA Ladong sejak 2009-2022 sudah menghabiskan anggaran Rp154 Miliar

Dikatakan, banyak program menjadi skala periotas, sampai mencari investor ke berbagai penjuru Negara.

“Hasilnya hampa, basa basi saja, tanpa realisasi dan realita. Terkesan seperti bertamasya, tanpa hasil yang di bawa, yang ada hanya segudang MoU saja,” ujar Usman, Minggu 5 Juni 2022.

Dikatakan, sudah Rp154 miliar dihabiskan, namun tanpa ada industri. Hanya yang ada pagar, dan gedung kosong saja. Malah hasil temuan pansus DPRA Cuma penjual air tebu dan air kelapa, ironis sekali. Bagaimana bisa membuka lapangan kerja, KIA Ladong saja sudah sangat menderita tanpa ada indutri.

Baca Juga  Nova Iriansyah Tinggal Menghitung Hari

Lebih parah lagi ada anak negeri mau berinvestasi dan membuka kantor di KIA. Namun tak bertahan lama juga harus keluar dari KIA, akibat berjelimit dengan birokrasi dan tidak beresnya infrastruktur dasarnya.

Pertanyaannya apa yang bisa dilakukan pansus DPRA, apakah hanya protes saja? Atau menolak LKPJ. Dengan menolak apa konsekwensi yang harus dilakukan pemerintah Aceh? Atau melanjutkan Kawasan Industri Aceh di Ladong dengan mendorong pemerintah Aceh menyelesaikan masalah pada Pj Gubernur Aceh selanjutnya, dengan memperketat pengawasan dan mendorong segerakan hadir investor.

Gagalnya mendatangkan para investor pemerintah Aceh dibawah Gubernur Aceh Nova Iriansyah menjalankan program Aceh Hebat. Aceh belum keluar dari kemiskinan dan pengangguran.

“Sudah sepatutnya kami sebagai rakyat Aceh tidak berbangga pada pemerintahan Gubernur Aceh Nova Iriansyah, yang gagal mensejahterakan rakyat Aceh,” ujar Usman.

Di akhir pernyataannya, Usman tak lupa mengucapkan terima kasih pada Nova yang telah berbuat banyak. Terima kasih juga atas haba mangatnya yang tak terealisasi dengan nyata di lapangan.[ril | red 01]

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *