halaman7.com – Sabang: Permasalah ticketing yang terjadi di Kawasan wisata Kilometer Nol berujung pada musyawarah. Telah menemui jalan tengah, yang difasilitasi Camat Kecamatan Sukamakmu, Jumat, 21 Oktober 2022.
Musyawarah yang dilaksanakan di salah satu resort ternama di Desa Iboih itu, berlangsung damai. Dihadiri kedua belah perwakilan yang berselisih faham, serta disaksikan perwakilan pemerintah Kota Sabang, Kepolisian, TNI dan pemangku adat Gampong Iboih.
Camat Kecamatan Sukamakmu, Nurmansyah Putra mengatakan, dari hasil musyawarah itu, telah menemui jalan tengah yang tentunya tidak merugikan kedua belah pihak. Baik BKSDA, maupun warga setempat.
Pada dasarnya, pungutan yang di lakukan pihak BKSDA sudah sesuai amanah. Sesuai PP 12 tahun 2014. Namun tentu tidak bisa mengenyampingkan aspek sosial masyarakat yang timbul akibat tidak adanya sosialiasi aturan tersebut.
“Jadi dari musyawarah jumat itu, kita sudah menyepakati sejumlah poin yang akan dijalankan,” kata Camat Sukamakmu, Nurmansyah Putra, Jumat 21 Oktober 2022.
Aturan yang disepakati Bersama tersebut antara lain
- Menghentikan sementara pengutipan yang dilakukan BKSDA di kawasan KM 0
- Pihak Keuchik mengakormodir bentuk aspirasi masyarakat dalam berita acara musyawarah hari ini.
- Pihak BKSDA perwakilan Sabang menyampaikan bentuk aspirasi masyarakat kepada pimpinan kepala balai di provinsi Aceh.
Pemicu
Adapun pemicu kericuhan bermula dari pelaksanaan kegiatan pengutipan retribusi masuk kawasan KM 0 di Gampoeng Iboh. Dimana terjadi selisih paham antara petugas BKSDA dan masyarakat terkait kutipan yang di anggap merugikan masyarakat. Sehingga memicu konflik penindakan berupa pembakaran pos pengutipan yang di lakukan masyarakat.
“Kejadian dipicu dari kesalah fahaman antara Warga dan BKSDA. Benar adanya pembakaran tenda pos pemungutan restribusi milik BKSDA. Tapi tidak se-horor yang tersebar di media sosial,” tegasnya.
Harapnya, kepada masyarakat di minta untuk tidak terpancing isu tersebut. Sehingga dapat membuat keadaan semakin tidak kondusif di Kota Sabang ini.[M Munthe]