Menikmati Sunset di Pantai Gampong Jawa

Nelayan menarik jala saat matahari tenggelam di Gampong Jawa. Atraksi ini menjadi perhatian pengunjung yang ada di sana.[Foto: h7 - Dani Randi]

PANTAI masih menjadi destinasi wisata favorit yang sering dikunjungi banyak pengunjung. Jika mengintip kearah Gampong Jawa, Kecamatan Kutaraja, Banda Aceh, ada satu pantai yang menjadi idola di sana, yaitu pantai Gampong Jawa.

Jika sore tiba, sepanjang jalan menuju pantai di kawasan ini selalu dipadati warga. Seakan  ‘anaksenja’ berlomba-lomba menuju lokasi ini sebelum matahari tenggelam.

Pantai di Gampong Jawa ini memang belum setenar pantai-pantai indah lainnya yang ada di Aceh. Namun, menikmati sore hari di tempat ini begitu berbeda dengan lokasi wisata lainnya. Tapi yang pasti kawasan ini memiliki pesonanya sendiri sehingga kerap di kunjungi warga.

Berkisar 30 menit dari pusat kota, kawasan ini sangat strategis karena berada di tepi pantai yang berhadapan langsung dengan Samudera Hindia. Di pesisir ini terdapat batu-batu pemecah ombak yang digandrungi masyarakat yang punya hobi memancing atau hanya sekedar berswafoto dengan background  Pulau Sabang dan Pulau Aceh.

Tak perlu khawatir lapar, di sepanjang jalan menuju pantai Gampong Jawa juga banyak pedagang yang menjajakan kuliner hingga kopi yang membuat pengunjung betah berlama-lama di lokasi itu.

Di setiap sore hari, juga terdapat aktifitas tradisional nelayan setempat yaitu tarek pukat (Tarik Jala) yang dilakukan beberapa nelayan untuk menangkap ikan. Biasanya pukat/jala di pasang  pagi hari dan baru kemudian di tarik pada sore hari.

Disini para pengunjung dihibur atraksi kerjasama dari nelayan yang biasanya di komandoi seorang nelayan yang senior. Suara riuh ombak ditengah derap dan tarikan pukat para nelayan menjadi tontonan yang cukup menarik dan menghibur. Cuaca yang panas serta angin yang berhembus kencang tak menjadi halangan bagi para penikmat tradisi ini.

Baca Juga  Benteng Indra Patra, Bukti Peradaban Sejarah di Aceh

“Tarik pukat ini sebuah tradisi dan budaya nelayan di Gampong Jawa. Hingga saat ini tradisi itu masih terjaga dengan baik. Dimana kebersamaan itu paling utama,” kata seorang nelayan di sana, Surya Suid.

Selain dapat menikmati hiburan secara gratis, biasanya usai mendapatkan ikan, para nelayan langsung diserbu warga yang ingin mendapatkan ikan segar langsung dari tangan pertama dengan harga yang cukup bersahabat.

Seorang pengunjung, Novila Akrim mengaku hampir setiap sore mengunjungi Gampong Jawa. Untuk sekedar bersantai dan melepas penatnya kota. Menurutnya, tempat ini selalu ramai menjelang matahari tenggelam.

“Alasan kesini karena view sunsetnya bagus, dan suasananya enak dan tidak terlalu jauh dari pusat kota,” katanya.

 Wisata Sejarah

Warga menikmati pantai Gampong Jawa di sore hari.[FOTO: h7 – Dani Randi]
Gampong Jawa yang berdekatan dengan Gampong Pande bukan hanya sekedar tempat menghabiskan waktu bersantai di sore hari saja. Selain itu, ternyata tempat ini dulunya pernah jadi tempat persinggahan pedagang dan saudagar dari belahan dunia.

Hal itu terbukti banyaknya ditemukan situs, artefak sejarah di kawasan bersejarah ini. Salah satunya, Makam Syahbandar Mu’tabar Khan yang merupakan penguasa pelabuhan utama Bandar Aceh Darussalam, Gampog Jawa, kemudian nisan para raja dan ulama pada masa kerajaan Lamuri.

Sehingga di Gampong Jawa dibangun monumen dan ditetapkan sebagai titik nol Kota Banda Aceh.

Nah, jika ingin berkunjung kesini, ada dua rute yang bisa dilewati jika dari pusat Kota Banda Aceh.

Pertama dari jalan samping pelabuhan UleeL heue kemudian dari Desa Peulanggahan yang akan memakan waktu sekitar 30 Menit. Lokasi wisata ini juga gratis tanpa dipungut biaya masuk.[adv]

Facebook Comments Box

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *