halaman7.com – Langsa: Kepala Badan Narkotika Nasional Propinsi (BNNP) Aceh, Brigjen Pol Sukandar, bersama istri melakukan kunjungan kerja ke Kota Langsa. Sekaligus meluncurkan aplikasi layanan pengaduan masyarakat dan layanan rehabilitasi untuk Kota Langsa.
Kehadiran Brigjen Pol Sukandar disambut Pj Walikota Langsa diwakili Asisten I, Suriyatno AP MSP dan jajaran Forkopimda di Pendopo Walikota. Di pendopo walikota, Kepala BNN di peusijuk (tepung tawar), Kamis 9 Maret 2023.
Ikut hadir diantaranya, Kapolres Langsa, AKBP Muhammadun, Dandim Aceh Timur diwakili Danramil Langsa Barat, Kapten Inf Suharyanto; Kepala BNN Langsa, AKBP Werdha Susityo; Kajari Langsa, Viva Hari Rustaman SH; Kepala Kantor Pengawasan dan Pelayanan Bea dan Cukai TMPC Langsa, Sulaiman.
terlihat juga, Wadanyon Rider Khusus KB, Mayor Inf Andika Eka Prastya, Danki Brimob Kompi 2 Batalyon B Pelopor Aramiya, AKP Zulfikar; Rektor Unsam Langsa, Dr Ir Hamdani MT; Rektor IAIN Langsa, Prof Dr Basri MA. Termasuk, geuchik se-Kota Langsa dan para Kepala OPD Pemko Langsa.
Pj walikota Langsa dalam sambutannya yang dibacakan Asisten I, mengutakan, Langsa merupakan kota bertipe sedang. Dengan jumlah penduduk 190 ribu lebih jiwa. Namun memiliki keberagaman suku, agama serta adat dan budaya yang heterogen.
“Sehingga harapan kami seperti makna peusijuk yang kami berikan. Menjadikan bapak dan ibu beserta rombongan sijuek. dingin, adem, tentram, damai dan kerasan jika berada di Kota Langsa yang tercinta ini,” tutur Suriyatno.
Lanjut Asisten I, berdasarkan survey BNN dan LIPI (2019) angka pengguna narkoba di Aceh mencapai 83.000 lebih dan angka prevalensi 2.80.
Kondisi Provinsi Aceh saat ini benar benar dalam keadaan darurat dan membahayakan. Tidak saja narkoba telah masuk ke kalangan usia dewasa bahkan mahasiswa, pelajar, bahkan ibu rumah tangga. Telah menjadi pengguna dan bahkan kurir narkoba.
Ancaman Nyata
Kepala BNNP Aceh, Brigjen Pol Sukandar, mengatakan, bahaya narkoba di negara saat ini adalah ancaman yang nyata. Karena seluruh lapisan masyarakat dan stakeholder terkait di Kota Langsa untuk bersama-sama bergerak. Menekan peredaran narkoba serta melakukan pencegahan, deteksi dini terhadap penyalahgunaan serta peredaran gelap narkoba yang di mulai dari gampong (desa) hingga ke Provinsi.
Pemerintah Aceh melalui BNN dan Kementrian Pertanian Aceh dalam pencegahan narkoba sudah membuat program. Untuk mengahlikan penanaman ganja masyarakat Aceh dengan membuat program alternative development.
Langkah ini diharapkan, agar penanaman ganja di Aceh dapat dihilangkan. Masyarakat diberikan pemahaman tentang pengolahan alternatif berbagai jenis tanaman pertanian pengganti tanaman ganja. Agar memiliki nilai tambah secara ekonomi untuk masyarakat tentunya.
Di Langsa, lanjutnya, saat ini tidak ada di temukan adanya lahan ganja. Tapi baru-baru ini baru saja di musnahkan lahan ganja seluas 43 hektar di Aceh Besar dan Nagan Raya. Tapi bahaya narkoba lain seperti sabu mungkin ada yang pakai. Karena adanya aliran narkoba dari Malaysia tidak menutup kemungkinan ada ASN yang pakai.
“Untuk itu pak asisten 1 nanti untuk pegawai agar dilaksanakan test urine secara berkala,” pungkasnya.
Dalam kunker ini, turut diserahkan plakat dari Kepala BNNP Aceh kepada Rektor Unsam dan IAIN Langsa. Penandatanganan Nota Kesepakatan dan kesepahaman BNN Kota Langsa dengan IAIN dan Unsam Langsa tentang deteksi dini dan kampus bersinar.
Juga penandatanganan komitmen bersama Pj Walikota Langsa dan para geuchik dalam rangka percepatan fasilitasi penyusunan Qanun Gampong tentang P4GN. Penyerahan simbolis surat edaran dari Pj Walikota kepada para camat wilayah Kota Langsa.[Antoedy]