Catatan: Jelita
ADA Pertanyaan tentang hadits ini:
صِنْفَانِ مِنْ أَهْلِ النَّارِ لَمْ أَرَهُمَا قَوْمٌ مَعَهُمْ سِيَاطٌ كَأَذْنَابِ الْبَقَرِ يَضْرِبُونَ بِهَا النَّاسَ وَنِسَاءٌ كَاسِيَاتٌ عَارِيَاتٌ مُمِيلاَتٌ مَائِلاَتٌ رُءُوسُهُنَّ كَأَسْنِمَةِ الْبُخْتِ الْمَائِلَةِ لاَ يَدْخُلْنَ الْجَنَّةَ وَلاَ يَجِدْنَ رِيحَهَا وَإِنَّ رِيحَهَا لَيُوجَدُ مِنْ مَسِيرَةِ كَذَا وَكَذَا
“Ada dua golongan dari penduduk neraka yang belum pernah aku lihat: Suatu kaum yang memiliki cambuk seperti ekor sapi untuk memukul manusia. Para wanita yang berpakaian tapi telanjang, berlenggak-lenggok, kepala mereka seperti punuk unta yang miring. Wanita seperti itu tidak akan masuk surga dan tidak akan mencium baunya, walaupun baunya tercium selama perjalanan sekian dan sekian.” (HR. Muslim no. 2128)
- Bagaimana penjelasan tentang hadits di atas. Apakah para pemegang kekuasaan yang menggunakan kekuasaannya menzalimi rakyatnya, dapat diqiyas kepada suatu kaum yang memiliki cambuk seperti ekor sapi untuk memukul manusia. Yaitu, dengan mengibaratkan cambuk tersebut sebagai kekuasaan.?
- Bagaimana maksud “kepala mereka seperti punuk unta yang miring”?
- Bagaimana jika seorang wanita berpakaian longgar dan ia tidak berjalan lenggak-lenggok. Tetapi kepalanya seperti punuk unta yg miring.
Apakah wanita tersebut juga tidak akan mencium bau syurga?
Jawabannya
- Hadits yang di kutip tersebut merupakan hadits shahih riwayat Muslim dari Abu Hurairah.
- Menurut hemat kami, kaum yang memiliki cambuk seperti ekor sapi untuk memukul manusia dapat maknai dengan orang-orang menggunakan kekuasaannya untuk menzalimi orang lemah. Baik dia itu kekuasaan pemerintah maupun kekuasaan dengan perantaraan harta dan sebagainya.
- Imam al-Nawawi dalam Syarah Muslim, dalam Maktabah Syamilah, Juz IX, halaman 240 menjelaskan sebagai berikut:
- Al-kaasiyaati mempunyai kemungkinan bermakna:
– Berpakaian dengan nikmat Allah, tetapi telanjang (sunyi) dari mensyukurinya.
– Berpakaian dengan pakaian, tetapi telanjang (sunyi) dari perbuatan kebajikan dan dari mementingkan akhirat mereka serta sunyi dari mementingkan ketaatan
– Membuka sebagian tubuhnya untuk memperlihat kecantikannya
– Memakai pakaian yang tipis supaya nampak warna kulitnya, maka pakaian itu sama seperti telanjang.
2. Maailat mumiilaat bermakna :
– Ada yang mengatakan menyimpang dari taat kepada Allah dan dari kewajiban memelihara kemaluan dan lainnya. Sedangkan mumiilaat bermakna mengajarkan yang serupa dengan perbuatan mereka kepada orang lain
– Ada yang mengatakan, mailaat adalah menebarkan wangi-wangian ketika berjalan. Sedangkan mumilaat adalah berjalan dengan perlahan
– Pendapat lain mengatakan, mailaat adalah menyisir rambut sebagai menyisir mailat. Yaitu menyisir rambut wanita pelacur. Sedangkan mumilaat adalah menyisir rambut selainnya dengan cara menyisir wanita pelacur
– Ada yang mengatakan, mailaat kecenderungan kepada laki-laki. Sedangkan mumilat adalah kecenderungan kepada laki-laki dengan perhiasan dan lainnya yang nampak pada mereka.
3. Ruusuhunna ka-asnimah al-bukhti bermakna:
– Mereka membesarkan kepala mereka dengan khimar, serban atau lainnya yang dapat berbentuk gulungan atas kepala mereka. Sehingga menyerupai punuk unta. Ini merupakan penafsiran yang masyhur.
– Al-Marizi mengatakan, boleh juga bermakna menunjukan keinginan kepada laki-laki dan tidak menjauhkan pandangan dari laki-laki dan tidak menundukkan kepalanya.
Kesimpulan dari beberapa tafsir di atas adalah:
Ada dua kelompok yang diazab dalam api neraka yang belum pernah dilihat Rasulullah SAW sebelumnya, yaitu :
- Pemegang kekuasaan yg menggunakan kekuasaannya untuk menzalimi rakyatnya.
- Perempuan yang memamerkan tubuhnya dan perilakunya untuk menggoda laki-laki. Membuat kepala mereka seperti punuk unta termasuk dalam salah satu katagori memamerkan tubuh atau berprilaku untuk menggoda laki-laki. Karena itu, penyebutan kepala mereka seperti punuk unta tidak menjadi qaid.
- Seorang wanita berpakaian longgar dan ia tidak berjalan lenggak-lenggok, tetapi kepalanya seperti punuk unta. Wanita tersebut juga tidak akan mencium bau syurga. Jika maksud membuat kepalanya seperti punuk unta itu untuk menggumbarkan syahwat atau menggoda laki-laki yang bukan semestinya.
Tidak akan mencium bau syurga ini apabila wanita tersebut mengi’tiqad halal perbuatannya tersebut. Karena mengi’tiqad halal berarti menghalalkan yang diharamkan Allah.
Tetapi apabila tidak ada i’tiqad halal. Maka dia itu hanya di azab dalam neraka. Tetapi kemudian boleh jadi Allah mengampuninya. Karena setiap orang yang beriman dengan Allah, meskipun dia berbuat maksiat. Maka dia akan dimasukkan syurga kemudiannya.
Semoga bermanfaat dan bisa dipahami dengan baik. Wallahu a’lam bisshawab.[halaman7.com]