Bolehkah Sekali Saja Ku Menangis: Proses Mencari Jati Diri di tengah Trauma

BOLEHKAH Sekali Saja Ku Menangis, yang tayang perdana sejak 17 Oktober 2024 sempat bertengger di posisi teratas rating tontonan bioskop di Indonesia dalam pekan pertama sejak tayang pertama sekali.

Pada minggu pertama hingga 25 Oktober 2024, jumlah penonton film yang bedurasi 1 jam 41 menit ini, mampu menembus ½ juta lebih penonton atau mencapai 658.049 penonton berdasarkan update instagram official @sinemaku_pictures.

Film bergenre drama romantis ini, dengan peran utama dimainkan Prilly Latuconsina sebagai Tari dan Dikta Wicaksoni sebagai Baskara. Kedua tokoh ini memainkan sosok dengan karakter yang kuat dan menguras emosial penonton.

Garapan tangan dingin sutradara, Reka Wijaya, membawa penonton mampu terbawa alur cerita para anak muda, terutama Tari dan Baskara yang mencari jati diri dan keluar dari beban trauma yang hebat dialami mereka.

Tari berusaha keluar dari rasa trauma dari masa kecilnya yang hidup dalam keluarga kecil yang keras. Akibat kedua orang tuanya yang diperankan Surya Saputra sebagai Pras dan Dominique Sanda sebagai Dev, yang saban hari bertengkar dan cenderung kasar.

poster film yang sedang tayang di salah satu bioskop di Kota Medan.[FOTO: h7 - andinova]
poster film yang sedang tayang di salah satu bioskop di Kota Medan.[FOTO: h7 – andinova]
Kekerasan fisik yang cendrung dilakukan Pras membuat Dev dan Tari, membuat Dev dan Tari cendrung pasrah. Hal ini karena kecendrungan masyarakat Indonesia menganut Patriarkal. Dimana dalam sistem sosial yang menempatkan laki-laki sebagai pemegang kekuasaan utama dan otoritas tertinggi.

Pras yang memposisikan sistem Patriarki, dimana menunjukan dominasi laki-laki dalam berbagai aspek kehidupan, termasuk di dalam keluarga. Membuat Dev dan Tari hanya bisa berusaha pura-pura bahagia, walaupun hati dan batin menangis.

Rasa ingin keluar dari rasa pura-pura bahagia ini, Tari berusaha menentang patriarki Pras. Pergulatan inilah yang terbangun dalam cerita yang mampu menguras air mata penonton. Namun, mampukah Tari melakukan itu, demi bisa hidup bahagia yang sesungguhnya, sembari mencari jati dirinya?

Baca Juga  Mau Camping, Ayo Berwisata ke Sungai Lamsujeun

Film yang diproduseri, Yahni Damayanti, Prilly Latuconsina, Umay Shahab, Lisbeth Simarmata, Indra Yudhistira, dan Mieska Alia F, ini juga menampilkan sosok Baskara yang kehilangan jati diri, akibat nama besar orang tua sebagai legenda pebasket Indonesia.

Terbawa nama besar orang tua ini, membuat Baskara, berusaha keluar dari nama besar orang tuanya, dengan minggat dari rumah dan membawanya bersifat keras. Perkenalannya dengan Tari sebagai teman sekantor, membuat Baskara mengalami perubahan yang hebat. Terlebih lagi benih cinta yang tumbuh diantara mereka.

Namun, sejauh mana sikap keras dan cendrung temperamental ini bisa berubah?

Film yang ditulis Junisya Aurelita, Rezy Junio, Santy Diliana, dan Alim Sudio ini juga menampilkan sosok lain dari sejumlah anak muda yang cenderung broken home, untuk mencari jati diri mereka.

Film yang diproduksi Sinemaku Pictures ini dibintangi sejumal aktor dan aktris lain, yang memainkan peran dan karakter yang kuat, seperti Widi Mulia, Gracia JKT48, Antonio Blanco Jr, Kristo Immanuel, dan Ummi Quary.

Apakah akhir film ini akan happy ending, layaknya film-film drama Indonesia lainnya. Maka tak salah, jika pengemar sinema lebar Indonesia saksikan sendiri dilayar bioskop yang ada di kota anda.[andinova]

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *