halaman7.com – Aceh Besar: Syech Muharram, Bupati Aceh Besar terpilih hasil Pilkada Aceh 2024, didaulat menjadi anggota kehormatan Paguyuban Pasundan Aceh. Penghormatan ini ditandai dengan penyerahan pakaian adat Sunda Pangsi, ikat kepala (kopiah), dan Kujang (senjata adat Sunda) oleh Ketua Paguyuban Pasundan Aceh, Kang Ade Herdian.
Penobatan tersebut dlakukan pada saat Komunitas warga Sunda di Banda Aceh dan Aceh Besar menggelar acara silaturrahmi bulanan bertajuk “Parasunda Menuju Pasundan” yang berlangsung di Gampong Gue Gajah, Kecamatan Darul Imarah, Aceh Besar, Minggu 19 Januari 2025.
Acara ini dihadiri berbagai tokoh, termasuk H Muharram Idris (Syech Muharram), Bupati Aceh Besar terpilih, yang mendapat kehormatan untuk bergabung dalam keluarga besar Paguyuban Pasundan Aceh.
Syech Muharram menyampaikan apresiasi atas kehormatan yang diberikan komunitas warga Sunda. Ditegaskannya, keberagaman etnis adalah kekuatan yang harus dirawat untuk membangun Aceh Besar secara bersama-sama.
“Saya mengucapkan terima kasih atas kehormatan yang diberikan. Ini merupakan kali pertama saya menghadiri acara komunitas warga perantauan di Aceh Besar. Bagi saya, dari suku apapun saudara berasal, jika sudah ber-KTP Aceh Besar, saudara-saudara adalah warga Aceh Besar dengan hak tanah dan hak darah yang sama. Ini adalah bagian dari perubahan yang kita wacanakan,” tegasnya.
Syech mengajak seluruh elemen masyarakat untuk bersinergi dalam membangun Aceh Besar. Semua warga memiliki hak dan tanggung jawab yang sama untuk berkontribusi. Mari bersama-sama memenuhi hajat hidup rakyat Aceh Besar.
Mempererat Persaudaraan
Ketua Paguyuban Pasundan Aceh, Kang Ade Herdian, menjelaskan silaturrahmi bulanan ini merupakan wadah untuk mempererat persaudaraan, khususnya bagi warga Sunda yang berada di Aceh.
“Silaturrahmi ini kami adakan setiap bulan sebagai tempat bertemu warga Sunda di Aceh, termasuk Banda Aceh dan Aceh Besar. Kegiatan ini juga terbuka untuk warga lainnya yang ingin bergabung,” ungkap Kang Ade.
Hadir pula Prof Syahrizal Abas, Ketua Forum Pembauran Kebangsaan Aceh, yang memberikan apresiasi terhadap Paguyuban Pasundan. Ia memuji komunitas ini karena aktif mengadakan silaturrahmi dan mengundang komunitas suku lain, seperti Ikatan Masyarakat Minang, Mandailing, Tionghoa, dan lainnya.
Dalam sesi tausiah, Ustaz Rustandi Qomaruddin, S.Pd., mengingatkan pentingnya menjaga persatuan dan kebersamaan di tengah perbedaan.
“Perbedaan adalah kekayaan bangsa Indonesia yang harus dirawat. Persatuan akan menjadi kekuatan kita, terutama dalam menegakkan Syariat Islam di Aceh,” ujarnya.[ril | red 01]