Catatan: Iranda Novandi
AWAN hitam yang bergantung di langit, tak menyurutkan semangat para jamaah untuk berdatangan menunaikan ibahan shalat Ashar. Suara muazin yang menggema dari Masjid As-Shalihin, Blangkejeren, Kabupaten Gayo Lues, semakin mempercepat langkah ke rumah ibadah tersebut.
Kesan pertama yang muncul, masjid yang terletak di Jalan Kuta Panjang, Kelurahan Kota Blangkejeren sangat bersih. Di masjid yang terlihat klasik dan jauh dari modernisasi masjid yang ada saat ini yang umumnya bergaya timur tengah, tidak terlihat di masjid ini, namun terlihat sangat bersahaja.
Masjid yang berbentuk petak dengan luas bangunan 35 X 35 meter ini, ternyata di dalamnya memiliki banyak tiang, yang tersusun sangat artistik dipadu dengan cat dinding yang sangat indah, kolaborasi warna putih, coklat muda dan tua.
Masjid ini dibangun di atas tanah wakaf yang memiliki luas 50 x 50 meter, pada 1991 ini memiliki nilai sejarah bagi Kabupaten Gayo Lues. Karena usia masjid ini lebih tua dari kabupaten itu sendiri. Dimana, kabupaten Gayo Lues baru resmi berdiri sendiri pada 2002.
Menariknya, masjid ini memiliki fasilitas yang unik, yakni memiliki satu unit ambulance yang dipergunakan untuk membawa jenazah, bagi warga yang meninggal dunia. Mungkin, ini satu-satunya masjid di Aceh yang memiliki fasilitas tersebut.
Masjid ini juga kerab dijadikan tempat belajar tentang agama bagi anak-anak sekitar. Karena memiliki teras yang luas, terkadang anak-anak tersebut sebelum mengaji memanfaatkan teras masjid untuk bermain bersama.
Nah.. jika dalam beberapa hari sebelumnya kita berkunjung dari satu masjid ke masjid lain di kawasan pesisir Aceh dan luar Aceh. Maka tak salah jika ada pembaca halaman7.com yang bermain ke Gayo Lues, untuk singgah dan shalat di masjid ini. Terlebih pada saat bulan Ramadhan seperti sekarang ini.[]