Jejak Bung Karno di Masjid Jamik Bengkulu

Masjid Jamik Bung Karno di Bengkulu.[FOTO: h7 - dok iranda novandi]

Catatan: Iranda Novandi

TANPA terasa kita telah memasuki hari ke 14 di bulan Ramadhan 1446 H tahun ini. Setelah sebelumnya, kita sempat berkunjung ke masjid di nusantara yakni Masjid Sultan Suriansyah di Banjarmasin. Kali ini kita berkunjung ke salah satu provinsi di Pulau Sumatera, yakni Provinsi Bengkulu.

Ya.. sudah pasti tujuan utama kita melihat Masjid Jamik Bung Karno yang terletak di Jalan Letjen Soeprapto, Kelurahan Pengantungan, Kecamatan Gading Cempaka, Kota Bengkulu.

Masjid ini awalnya terletak di Kampung Bajak. Namun, saat Presiden Republik Indonesia (RI) Ir Sukarno, saat berada di pengasingan, karena di buang Belanda, merancang kembali masjid tersebut.

Cikal bakal masjid yang dibangun Sentot Ali Basya yang juga seorang pahlawan nasional dan pejuang kemerdekaan bersama Pangeran Diponogoro pada abad 18, itu dipindahkan ke lokasi saat ini, karena daerah awal sering dilanda banjir.

Sebagai seorang Insinyur lulusan Technische Hoge School (sekarang ITB), Bung Karno merasa perihatin dengan kondisi masjid yang kondisinya sudah sangat rusak. Makanya, Bung Karno merancang kembali masjid tersebut.

Masjid dengan atap berbentuk limas sebagai implementasidari ajaran islam, bangunan Masjid Jami Bengkulu ini juga dirancang dalam tiga bagian. Bagian pertama merupakan ruang utama yang dipegunakan untuk shalat, berukuran 14,65 X 14,65 meter dengan tiga pintu masuk.

Di dalamnya terdapat mihrab dengan lebar 1,6 meter dan tinggi 2,5 meter. Sebuah mimbar bercorak Istanbul, Turki, berdiri indah di sebelah kanan mihrab. Bagunan ini, sampai saat ini masih terawat dengan baik oleh masyarakat setempat.

Sedangkan, bagian kedua berupa serambi berbentuk persegi panjang dengan ukuran 11,46 X 7,58 meter. Di luar serambi terdapat sebuah bedug dengan diameter 80 sentimeter. Beduk ini, dipergunakan warga pada saat Ramadhan saat ini untuk menandakan waktu Imsak dan waktu berbuka puasa.

Baca Juga  Al-Falah, Masjid Megah Hasil Swadaya Masyarakat

Bagian ke tiga yakni tempat berwudu yang terbuat dengan ukuran 8,8 X 5,5 meter dengan menggunakan bahan unik berupa, batu kali dan batu karang. Selain itu, masjid ini juga memiliki halaman yang luas dan dimanfaatkan untuk parkir kenderaan jamaah.

Saat pertama kali saya menginjakan kaki ke masjid ini pada 2014 silam, terasa ada getaran kuat di dalam hati. Betapa seorang pemimpin yang hidupnya dalam pengasingan, masih mampu berpikir untuk ummat dengan mendirikan masjid.

Nah.. bagi pembaca halaman7.com yang sedang berjalan ke Bengkulu, tak salah bila singgah dan shalat di masjid ini.[]

Facebook Comments Box

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *