Breaking News
Masjid Kupiah Meukeutop, Indentitas ke-Aceh-an Mualem Depak Alhudri dari Plt Sekda Aceh Fadhil Ilyas Kembali Pimpin Bank Aceh Gampong Ramadhan in Action Resmi Berakhir 30 Motor Digulung Polresta di Ulee Lheue

Masjid Kupiah Meukeutop, Indentitas ke-Aceh-an

Masjid Baitul Musyahadah atau yang lebih dikenal dengan nama Masjid Kupiah Meukeutop. [FOTO: h7 - iranda novandi]

Catatan: Iranda Novandi  

TANPA terasa kini kita sudah memasuki hari ke 18 menjalani puasa di bulan Ramadhan 1446 H. Semoga kita selalu diberi kesehatan oleh Allah SWT, untuk terus bisa beribadah dengan baik di Ramadhan tahun ini.

Pembaca halaman7.com, hari ini, kita mencoba melihat satu lagi masjid unik yang ada di Kota Banda Aceh. Masjid tersebut bernama Baitul Musyahadah atau yang lebih dikenal dengan nama Masjid Kupiah Meukeutop.

Dulunya masjid ini bernama Masjid Al-Iklas ini yang dibangun 1989. Dimana, perencanaan pembangunan dan ide rancangan arsitekturnya dilakukan Prof Ali Hasjmy, salah seorang ulama dan cendekiawan terkemuka di Aceh. Beliau juga pernah menjabat sebagai gubernur Aceh.

Masjid Baitul Musyahadah yang memiliki kubah yang khas ke-Aceh-an, yakni berbentuk replika topi khas Aceh yang disebut Kupiah Meukeutop. Kupiah Meukeutop merupakan topi khas yang pernah dipakai pejuang Aceh yang juga pahlawan Nasional Teuku Umar, suami dari pejuang wanita Aceh yang juga pahlawan Nasional Cut Nyak Dien.

Menurut cerita masyarakat setempat, Kupiah Meukuetop dipilih karena ingin mengabadikan semangat juang pahlawan Aceh, Teuku Umar. Disisi lain masjid ini juga terletak di Jalan Teuku Umar, Desa Kayee Jato, Kecamatan Banda Raya, Banda Aceh.

Tentunya, bagi masyarakat Aceh, bentuk Kupiah Meukeutop memiliki nilai adat dan filosofi yang sangat tinggi. Warna-warni kupiah melambangkan unsur kerajaan, agama Islam, dan nilai kepahlawanan. Demikian juga tiap tingkatan teratak tangga pada kupiah menyimbolkan hukum Islam, adat istiadat, reusam, dan qanun.

Kupiah Meukutop di Masjid Baitul Musyahadah bukan hanya terdapat di kubah utamanya saja, tetapi juga di puncak 3 pintu gerbang masjid dan di bagian dalam masjid, tepatnya di dekat mimbar.

Baca Juga  Forkopimda Aceh Tamiang Tinjau Pos Perbatasan Pengetatan Prokes

Nuansa khas Aceh di masjid ini tidak hanya ada pada Kupiah Meukeutop saja, tetapi juga terdapat pada ornamen pintu Aceh yang tersebar di pintu besi sekeliling masjid dan di dinding depan masjid.

Masjid ini diubah namanya menjadi Masjid Baitul Musyahadah pada 1993 dan diresmikan langsung Gubernur Aceh, Syamsuddin Mahmud, didampingi KH Zainuddin MZ. Masjid berbentuk segi 5 menyimbolkan 5 rukun Islam yang senantiasa harus ditegakkan.

Menarik bukan, cerita dari masjid ini. Apalagi, pascatsunami, Tim Badan Hisab dan Rukyat (BHR) Kantor Wilayah Kementerian Agama (Kanwil Kemenag) Aceh, mengukur kembali arah kiblat/kalibrasi kiblat Masjid Baitul Musyahadah (Kupiah Meukeutop).

Hal ini dilakukan karena arah kiblat tersebut sempat bergeser akibat gempa 8,9 SR yang menguncang Aceh pada 26 Desember 2004. Menurut, Al-Firdaus Putra, salah seorang tim BHR Kanwil Kemenag Aceh, sebagaimana dilansir Harian Serambi Indonesia, arah kiblat masjid tersebut telah bergeser akibat gempa bumi, sehingga wajib dilakukan pengukuran ulang agar arah kiblatnya benar.

Arah kiblat selama ini bergeser ke selatan. Pengukuran untuk penentuan keakuratan arah kiblat menggunakan alat Theodolit Top Con DT-200. Sehingga saat ini, bagi para jamaah yang shalat disana, posisinya agak mereng, tidak lagi sejajar dengan mihrab masjid.

[Tulisan ini disari dari buku saya yang berjudul: “7 Alasan Mengapa Harus ke Banda Aceh”]

Facebook Comments Box

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *