Catatan: Iranda Novandi
SETELAH kemarin kita mengunjungi masjid Masjid Kapitan Keling, yang merupakan masjid tertua di Pulau Pinang, Penang, Malaysia. Hari ini kita berkunjung ke satu masjid lagi di daerah Pulau Pinang.
Masjid itu adalah Masjid Melayu (Jamik) Lebuh Aceh yang didirikan pada 1808 Masehi. Masjid ini terletak di perkampungan muslim di semenanjung melayu yang didirikan, Tunku Syed Hussein Adid, yang merupakan saudagar dari Aceh.
“Masjid ini sudah berusia 2 abad lebih atau 217 tahun, dan selalu ramai dikunjungi ummat muslim yang datang ke George Town,” ujar Ainon yang merupakan warga Malaysia keturunan Jawa-Melayu yang menjadi gaet di Pulau Pinang.
Saat menginjakan kaki di masjid ini, saya teringat akan akan Masjid Raya Baiturrahman, Banda Aceh. Dimana menara yang terdapat pada masjid ini nyaris sama persis dengan menara Masjid Raya Baiturrahman.
Masjid ini dibangun persegi empat dan tanpa memiliki kubah. Sebagai pengganti kubahnya diberi atap yang berbentuk linmas, layaknya masjid-masjid tua yang ada di Aceh, seperti masjid tua Indrapuri di Aceh besar.
Meski memiliki kran air untuk berwudhu, layaknya masjid di Aceh juga, di masjid Jamik ini juga terdapat kulah (bak air) untuk mengambil wudhu. Kulah ini sampai saat ini masih banyak digunakan masyarakat Aceh disetiap masjid.
Semoga informasi singkat ini bermanfaat bagi pembaca semua. Mana tau berkunjung ke Penang, untuk bisa singgah dan beribadah di masjid ini. Sayangnya, dokumen foto dari masjid ini banyak yang sudah hilang. Foto tampak luar ini menjadi satu-satunya dokumen yang tersisa.[]