Dampak Bencana, Harga kebutuhan Pokok Mengila di Banda Aceh

ilustrasi

halaman7.com – Banda Aceh: Meskipun Kota Banda Aceh tak terdampka langsung bencana alam yang terjadi di sebagian besar wilayah di Aceh saat ini. Namun dampak tak langsung sangat dirasakan warga ibukota Provinsi Aceh ini.

Disamping dampak pemadaman listrik dan buruknya sistem jaringan komunikasi yang sudah berjalan lima hari terakhir ini. Kini masyarakat mulai merasakan dampak lainnya, berupa melonjaknya harga kebutuhan pokok secara gila-gilaan.

Linda seorang ibu rumah tangga warga Banda Aceh mengaku kebutuhan pokok sudah mengalami kenaikan yang tak menentu dan sangat sulit dijangkau dalam kondisi saat ini. Hal yang sangat mencolok, yakni harga telur per papannya yang selama ini harganya hanya Rp60.000/papan kini naik dua kali lipat lebih menjadi Rp150.000-Rp180.000/papan.

Begitu juga harga cabai merah kini menembus harga Rp250 ribu/kilogram, cabai rawit Rp150 ribu/kg. sedangkan sayuran lain, seperti tomat, sawi, kol sudah sangat langka. Jikapun ada harganya diluar normal.

“Pemerintah harus juga perhatikan warga Banda Aceh dan sekitarnya disamping tetap fokus pada warga yang terdampak langsung di lokasi bencana,” ujar Linda, ibu dua anak ini, Minggu 30 Nopember 2025.

Mahalnya harga kebutuhan pokok ini juga berdampak bagi para pedagang yang menaikan harga daganganya yang juga tak kalah gilanya. Rudy warga Banda Aceh mengaku sangat terkejut saat ia membeli nasi goring biasa hanya pakai ayam, harganya Rp24.000/bungkus, padahal harga bisanya hanya Rp13.000/bungkus.

“Rasanya, harga sebungkus nasi lebih mahal dengan harga emas saat sekarang ini,” ujarnya.

Mahalnya, harga telor dan cabe ini membuat sejumlah pedagang makanan tak lagi menjual makanannya pakai telor atau cabai. Hal ini di akui Dana dan Dani penjual Kebab/Burger serta Sionamy di kawasan Simpang Punge Blang Cut, Banda Aceh.

Baca Juga  Bupati Gayo Lues Nyatakan Tidak mampu Tangani Darurat Bencana Hidrometeorologi

“Kalau kita jual pakai telor, mau kita jual berapa bang per porsinya. Kasihan pembeli di tengah kondisi seperti ini,” ujarnya, sembari menambahkan, bahkan agar jualannya tetap terjangkau, bila bisanya ia menjual Kebab/burger dengan menggunakan sawi hijau, kini terpaksa mengunakan sawi putih.[andinova | red 01]

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *