halaman7.com – Banda Aceh: Pemerintah Aceh merilis pembaruan data bencana hidrometeorologi per 1 Desember 2025 pukul 20.00 WIB. Laporan Posko Terpadu mencatat 18 kabupaten/kota, 226 kecamatan, dan 3.310 gampong terdampak.
Juru Bicara Pos Komando Tanggap Darurat Bencana Hidrometeorologi Aceh, Murthalamuddin, menyebutkan korban luka ringan akibat bencana longsor dan banjir berjumlah 1.435 orang, luka berat 403 orang, meninggal dunia 173 orang, dan 204 lainnya masih hilang.
“Pengungsian tersebar di 828 titik dengan 97.305 KK atau 443.001 jiwa,” kata Murthalamuddin, Senin 1 Desember malam.
Dalam laporan resmi Posko Terpadu Pemerintah Aceh, bencana yang melanda sejumlah wilayah di provinsi tersebut berdampak luas pada permukiman hingga fasilitas umum. Pemerintah Aceh melalui Posko Terpadu terus memperbarui data secara real-time dengan koordinasi lintas instansi.
“Kami memastikan semua data dihimpun secara akurat untuk mendukung percepatan penanganan dan distribusi bantuan,” jelas Murthalamuddin.
Masyarakat dapat mengakses data lengkap melalui kanal resmi posko untuk mendapatkan perkembangan terbaru terkait penanganan bencana di Aceh. Data dapat diakses melalui portal https://pintu.acehprov.go.id/topics?id=bencana-alam.
“Seluruh data resmi terkait pengungsi, korban jiwa, dan kerusakan kini dapat diakses langsung oleh masyarakat melalui portal tersebut. Pemerintah Aceh ingin memastikan informasi yang beredar akurat, terverifikasi, dan mudah dijangkau,” ujar.
Gayo Lues
Setelah Bupatinya lempar handuk, Wakil Gubernur Aceh, Fadhlullah, terbang menggunakan helikopter menuju Kabupaten Gayo Lues untuk menyerahkan bantuan logistik darurat bencana, Senin 1 Desember 2025. Langkah itu diambil menyusul terputusnya akses darat akibat banjir dan longsor yang melanda wilayah tersebut.
Kerusakan parah pada sejumlah ruas jalan membuat Gayo Lues terisolasi dan menyulitkan distribusi bantuan menggunakan jalur darat. Pemerintah Aceh kemudian memutuskan menggunakan skema pengiriman via udara agar pasokan logistik dapat segera menjangkau masyarakat terdampak.
Fadhlullah mengatakan distribusi udara menjadi opsi paling efektif dalam kondisi darurat.
“Prioritas kita memastikan kebutuhan dasar warga terdampak segera terpenuhi,” ujarnya sebelum bertolak.
Pengiriman bantuan ini meliputi kebutuhan pokok, peralatan darurat, serta logistik lain yang diperlukan untuk mendukung upaya penanganan bencana di daerah tersebut.[ril | red 01]

















