halaman7.com – Banda Aceh: Setelah habis kena prank dari Menteri ESDM Bahlil Lahadalia yang menyatakan listrik Aceh, terutama Kota Banda Aceh normal 100 persen pada Minggu 7 Desember 2025, saat ini, pemadaman listrik di Kota Banda Aceh semakin parah.
Hal itu terlihat pada Selasa 9 Desember 2025, malam, listrik di Banda Aceh nyaris padam secara menyeluruh. Hanya di beberap titik saja yang hidup, sedangkan yang lain padam menyeluruh.
“Semua kecamatan di Banda Aceh pada pada Selasa malam. Hanya sebagian yang menyala dan tak merata,” ujar Usman, warga Banda Aceh, Rabu 10 Desember 2025.
Kondisi ini membuat masyarakat ‘panik’ dengan berkeliaran keluar rumah masing-masing untuk mencari penerangan. Guna mengisi daya handphone dan keperluan lainnya di luar rumah untuk mencari udara segar.
Nampaknya, ujar Lisa, warga Banda Aceh lainnya, listrik di Banda Aceh bukannya tambah baik, setelah kena prank menteri ESDM. Malam kondisnya semakin tak jelas, sekarang semua sudut Kota Banda Aceh gelap gulita jika malam hari.
Masyarakat Banda Aceh berharap pemerintah dan pihak PLN terus berupaya maksimal dalam normalisasi listrik di Aceh pascabencana ini. Kondisi ini, jika terlalu lama dibiarkan bisa menimbulkan kerawan akan kejahatan atau kriminal.
Sementara itu Direktur Utama PT PLN, Darmawan Prasodjo, menjelaskan PLN telah gagal dalam sinkronisasi listrik di Aceh, karena terjadi gangguan sinkronisasi pada sistem kelistrikan di Aceh yang membuat provinsi ini terputus dari jaringan Sumatera.
Hal tersebut ia sampaikan dalam konferensi pers virtual bersama Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Bahlil Lahadalia, Selasa 9 Desember 2025, siang.
Darmawan menyebutkan, proses pemulihan tidak bisa dilakukan cepat karena setiap upaya penyelarasan arus listrik di jalur Arun-Bireuen-Banda Aceh masih menemui ketidakstabilan.
Dikatakan, pada Senin 8 Desember 2025, PLN sudah mencoba menyalurkan daya dari pembangkit Arun menuju Banda Aceh. Aliran dari Arun ke Bireuen berjalan baik, begitu pula dari Bireuen ke Sigli.
Namun, setibanya di Sigli, sistem kembali goyah dan menyebabkan pembangkit mengalami pemadaman pada malam harinya.
“Sinkronisasi dari Arun hingga Bireuen dan dari Bireuen ke Sigli sebenarnya sukses. Tetapi ketika masuk ke Sigli, sistem menjadi tidak stabil sehingga pembangkit sempat padam,” ujarnya.[andinova | red 01]

















