halaman7.com – Bireuen: Tangisan ratusan pengungsi Bireuen yang menjadi korban bencana Aceh pecah, saat disapa Presiden Prabowo Subijanto di kamp pengungsian, Minggu 7 Desember 2025.
Presiden Prabowo bersama Gubernur Aceh bergerak ke lokasi pengungsian di Bireuen. Di tenda utama ini menampung 532 pengungsi dari Dusun Kayee Jato. Presiden terlihat menyapa warga satu per satu, mendengarkan keluhan, serta memberikan penguatan moral.
Suasana haru sempat muncul ketika para pengungsi menangis di hadapan Presiden dan gubernur, menceritakan kondisi rumah dan keluarga. Kepala Negara menenangkan mereka dengan lembut.
Di dapur umum, Presiden memastikan stok pangan aman. Prabowo berdialog dengan para relawan dan bahkan mencicipi menu siang berupa nasi dan ikan tongkol yang disiapkan untuk pengungsi.
Presiden menegaskan suplai pangan telah diantisipasi, termasuk pengiriman dari daerah-daerah lain jika diperlukan.
“Pangan akan kita kirim dari tempat lain. Cadangan masih cukup banyak. Untuk para petani, utang KUR akan dihapus. Ini keadaan darurat, bukan kelalaian,” ungkapnya.
Jembatan Bailey Teupin Mane
Sebelum mengunjungi pengungsi, Presiden melihat pembangunan Jembatan Bailey Teupin Mane, salah satu ruas vital jalur Bireuen-Takengon yang terputus akibat banjir dan derasnya arus sungai.
Dengan bentang 30 meter, jembatan darurat ini menjadi jalur utama untuk memulihkan konektivitas Aceh Tengah dan Bener Meriah.
“Ini salah satu jembatan Bailey yang sedang dikerjakan. Mereka kerja terus. Diharapkan satu minggu sudah bisa dibuka. Dari sini kita akan terus membuka tiga jembatan lagi menuju Bener Meriah dan Takengon,” ujar Presiden.
Presiden menegaskan pemerintah mengerahkan seluruh kekuatan untuk mempercepat pemulihan akses logistik dan mobilitas masyarakat.
Di lokasi, Presiden juga menerima laporan mengenai jebolnya sejumlah bendungan dan rusaknya area persawahan warga. Ia memastikan negara hadir untuk memulihkan kembali kondisi tersebut.
“Bendungan-bendungan banyak yang jebol. PU akan segera memperbaiki. Sawah-sawah yang rusak juga akan direhabilitasi. Petani tidak usah khawatir. Ini bukan kelalaian, ini keadaan terpaksa, force majeure,” tegas Presiden.
Sebagai langkah percepatan, Presiden Prabowo juga menunjuk Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD), Jenderal TNI Maruli Simanjuntak sebagai komandan Satuan Tugas Percepatan Perbaikan Infrastruktur untuk membantu PU dan pemerintah daerah.
“TNI punya pasukan Zeni dan konstruksi yang kuat,” ujarnya.
Presiden menegaskan bahwa pemerintah memastikan seluruh proses rehabilitasi, bantuan kemanusiaan, hingga pemulihan infrastruktur berlangsung cepat, terukur, dan berpihak kepada masyarakat Aceh yang terdampak.[ril | red 01]

















