Terendah di Aceh 2020, Subulussalam Hanya Mampu Serap 69,7 Persen DOKA

halaman7.com – Banda Aceh: Kemampuan Pemerintah Kota (Pemko) Subulussalam dalam menyerap Dana Otonomi Khusus Aceh (DOKA) 2020 hanya 69,7 persen dari Rp78 miliar yang berhak dikelola kota tersebut.

Ini artinya, realisasi belanja bantuan keuangan bersifat Khusus (DOKA) 2020, Subulussalam terendah di Provinsi Aceh.

“Pagu anggaran DOKA Kota Subulussalam 2020 sebesar Rp78.740.538.525. Namun hanya mampu direalisasikan sebesar Rp.54.882.100.554 atau 69.70 persen,” ujar Tokoh Subulussalam, Meurah Sakti di Banda Aceh, Kamis 10 Juni 2021.

Berdasarkan data Pemerintah Aceh tentang laporan realisasi anggaran pendapatan dan belanja untuk tahun yang berakhir sampai dengan Desember 2020 dan 2019. Realisasi DOKA 2020 Kota Subulussalam berada pada posisi terendah dibandingkan dengan 23 kabupaten/kota lainnya di Aceh.

Serapan DOKA 2020 kabupaten/kota di Aceh

Prihatian

Mantan Walikota Subulussalam ini, merasa prihatin dengan realisasi DOKA 2020 tersebut.

“Kita prihatin dengan kondisi ini, sudah pagu DOKA Kota Subulussalam kecil tapi yang mampu direalisasikan juga sedikit,” ujar Meurah Sakti.

Kata Meurah, seharusnya anggaran yang sudah dialokasikan seperti DOKA tersebut dapat dimaksimalkan untuk pembangunan yang bermanfaat bagi rakyat.

“Daerah kita aman, tidak ada konflik tidak ada bencana. Jadi kenapa tidak bisa direalisasikan,” tanyanya.

Seyogyanya, terang Meurah, DOKA tersebut dapat dihabiskan penggunaannya dalam tahun berjalan. DOKA terealisasi 100 persen daerah diuntungkan. Kalau serapan rendah, bukan hanya rakyat yang rugi daerah juga ikut rugi.

Menurutnya, bupati/walikota biasanya berlomba-lomba mendatangkan anggaran sebanyak-banyaknya, baik dari provinsi maupun pusat supaya daerah lebih cepat maju dan berkembang.

“Bukan malah sebaliknya sudah anggran kecil tidak bisa pula diserap 90 – 100 persen. Untuk membelanjakan sajapun tidak bisa, terasa aneh sekali,” tandasnya.

Baca Juga  Bhayangkari Brimob Aceh Mengajar di Desa Paya Bili Sa

Karena itu, mantan Walikota Subulussalam dua periode ini berharap Pemko Subulussalam perlu mengevaluasi kelemahan-kelemahan yang menyebabkan serapan DOKA 2020 yang rendah tersebut.

“Saya kira ini cambuk bagi jajaran Pemko Subulussalam untuk berbenah,” pungkasnya.[ril | red 01]

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *