halaman7.com – Aceh Tamiang: Bupati Aceh Tamiang Mursil membuka Pelatihan Pemberdayaan Kelembagaan Adat Majelis Adat Aceh (MAA) 2021 di aula Gedung MAA Aceh Tamiang, Rabu 23 Juni 2021.
Bupati mengatakan, Kabupaten Aceh Tamiang saat ini terdiri dari banyak suku. Akhirnya membuat adat dari suku asli Aceh Tamiang sendiri sudah sulit untuk ditemui.
“Aceh Tamiang ini sangat heterogen. Karena didalamnya banyak terdapat suku. Yakni, Gayo, Aceh, Jawa, dan lainnya. Sehingga sudah susah mencari adat yang benar-benar Tamiang.
Bupati Mursil pun mengisahkan sejarah penyebab beragamnya suku di Aceh Tamiang. Dahulu Belanda datang ke Aceh Tamiang untuk membuka perkebunan. Karena sedikitnya masyarakat di Aceh Tamiang, sehingga mereka mendatangkan berkapal-kapal orang dari daerah luar untuk berkerja di Aceh Tamiang.
Inilah asal mula bercampurnya banyak suku di Aceh Tamiang. Selain Aceh Tamiang. Adat istiadat susah dibedakan mana yang asli Tamiang dan yang campuran.
“Saya harapkan, pelatihan ini akhirnya akan menghasilkan adat khas Aceh Tamiang. Lahirkan satu khas Aceh Tamiang agar dikenal dengan masyarakat luar bahwa ini milik Aceh Tamiang. Seperti bubur pedas yang dikenal dengan khas Aceh Tamiang,” harapnya.
Selain menceritakan sekilas sejarah keheterogenan masyarakatnya. Secara tegas bupati meminta pada penyelenggara dan peserta agar fokus dalam menciptakan satu khas Aceh Tamiang. Seperti Terasi atau presto ikan jurong dan bangkitkan lagi budaya tikar siao.[Antoedy]