halaman7.com –Langsa: Pemerintah Kota Langsa mengelar Rapat Koordinasi (Rakor) Rembuk stunting dan sosialisasi bapak/bunda anak asuh stunting di aula Sekda Pemko Langsa, Rabu 21 Juni 2023.
Dalam arahannya, Pj Walikota Langsa, Ir Said Mahdum Majid menyampaikan, peningkatan kualitas manusia Indonesia merupakan salah satu misi. Sebagaimana tertera pada Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2020-2024. Dengan salah satu indikator dan target adalah prevalensi stunting (pendek dan sangat pendek) pada balita yaitu 14 persen pada 2024.
Indikator prevalensi stunting merupakan indikator tujuan pembangunan berkesinambungan. Khususnya pada tujuan kedua yaitu menghilangkan kelaparan, mencapai ketahanan pangan dan gizi yang baik. Serta meningkatkan pertanian berkelanjutan serta prevalensi stunting pada anak di bawah lima tahun.
Dikatakan, stunting adalah gangguan pertumbuhan dan perkembangan anak akibat kekurangan gizi kronis dan infeksi berulang. Stunting terjadi mulai janin masih dalam kandungan dan baru terlihat saat anak berusia diatas dua tahun.
Kekurangan gizi pada usia dini meningkatkan angka kematian bayi dan anak. Menyebabkan penderitanya mudah sakit dan memiliki postur tubuh tidak maksimal saat dewasa. Selain itu, stunting dapat berpengaruh terhadap anak balita dalam waktu jangka panjang. Berupa timbulnya gangguan kesehatan, pendidikan serta produktifitas anak tersebut rendah dikemudian hari.
Prevalensi balita stunting Kota Langsa berdasarkan SSGI 2021 sebesar 25,5%. Prevalensi balita stunting untuk Aceh 32,2%. Salah satu upaya untuk menurunkan prevalensi stunting adalah melalui pendampingan keluarga.[Antoedy]