Cara Beriman Tingkatkan Kesejahteraan Guru Ngaji, Imem, Reje dan Aparatur Kampung

Bardan Saidi

Oleh: Bardan Sahidi MPd PhD

KAMI pasangan Beriman (Bardan-Kariman), berkeinginan kuat untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat Aceh Tengah.

Dalam kesempatan ini kami akan memaparkan bagaimana meningkatkan kesejahteraan aparatur kampung termasuk guru mengaji. Sebagai bagian dari upaya holistik untuk meningkatkan kualitas hidup masyarakat.

Kami memahami, keberlanjutan kesejahteraan masyarakat Aceh Tengah sangat bergantung pada pemanfaatan sumber daya alam yang bijaksana dan berkelanjutan. Terutama kawasan hutan yang mendominasi wilayah kita.

Peningkatan kesejahteraan apartaur kampung ini merupakan hybrid dari misi pertama dan ke-empat yang saling berkaitan.

Misi pertama, “Mewujudkan Aceh Tengah Beriman,” adalah upaya untuk meningkatkan kesejahteraan mental dan spiritual masyarakat.

Dalam konteks ini, kesejahteraan tidak hanya dilihat dari aspek material. Tetapi juga dari peningkatan rasa syukur atas nikmat alam yang diberikan Allah SWT.

Salah satu anugerah terbesar bagi masyarakat Aceh Tengah adalah luasnya kawasan hutan yang menyelimuti wilayah ini.

Namun, hutan yang selama ini dianggap sebagai hambatan bagi perluasan lahan pertanian sebenarnya menyimpan potensi ekonomi yang luar biasa.

Dalam misi keempat, “Mewujudkan Aceh Tengah Hijau.” Kami mengajak masyarakat untuk melihat hutan sebagai aset yang harus dijaga. Tetapi juga dimanfaatkan secara optimal untuk meningkatkan kualitas hidup.

Sebagai contoh kasus, mari kita lihat Kampung Bale, yang berhasil mengubah kawasan hutan lindung Bur Telege menjadi destinasi wisata.

Ini adalah bukti konkret bagaimana pemanfaatan hutan yang bijak dapat memberikan manfaat ekonomi langsung kepada masyarakat.

Kami sadar tidak seluruh kawasan hutan dapat dijadikan sebagai kawasan wisata, ada berbagai potensi lain yang dapat dioptimalkan.

Pengelaolaan kawasan hutan ini dapat dilakukan dengan pola Perhutanan Sosial, seperti hutan desa, yang diatur pemerintah.

Baca Juga  Komda Dewan UKM Aceh Tamiang Dilantik

Salah satu potensi terbesar yang bisa digali dari kawasan hutan adalah kemampuan hutan untuk menyerap karbon. Hutan dataran tinggi Aceh Tengah memiliki kapasitas menyerap karbon sekitar 1–5 ton per hektar per tahun.

Berdasarkan peraturan yang ada, nilai ekonomi karbon ini dihargai minimal Rp 30 ribu per ton. Dengan demikian, hutan lindung di Aceh Tengah memiliki potensi nilai ekonomi hingga Rp27 miliar per tahun. Tergantung pada tutupan lahan dan kekayaan biomasa dalam hutan tersebut.

Logika pemikiran kami sederhana, jika setiap kampung yang memiliki hutan lindung dapat mengelola kawasan ini dengan baik. Maka mereka berpotensi mendapatkan tambahan Pendapatan Asli Daerah (PAD) hingga Rp16 juta per bulan.

Bahkan, dengan perencanaan yang komprehensif dan dukungan pemerintah kabupaten, angka ini bisa mencapai Rp50 juta per bulan. Pendapatan ini bisa dialokasikan untuk meningkatkan kesejahteraan aparatur kampong. Termasuk guru mengaji, imem kampung, reje, dan tokoh masyarakat lainnya.

Bagaimana hal ini dapat diwujudkan?

Pertama, setiap kampung perlu didorong untuk mengidentifikasi potensi kawasan hutan yang mereka miliki.

Langkah awalnya bisa dimulai dengan memetakan kawasan hutan dan menilai potensi ekonomi dari penyerapan karbon serta hasil hutan bukan kayu seperti tanaman buah dan tanaman berkayu yang bernilai ekonomi tinggi, seperti kopi, alpukat dan aren.

Kedua, pemerintah kabupaten harus proaktif dalam menyediakan bibit tanaman yang sesuai dan mendukung program rehabilitasi hutan desa.

Misalnya, jika masyarakat memilih untuk menanam alpukat, pemerintah dapat menyusun program penyediaan bibit serta pelatihan teknis untuk pengelola hutan desa.

Selain itu, pemerintah kabupaten juga harus mendukung kampung-kampung ini dalam mendapatkan sertifikasi dan izin yang diperlukan untuk memanfaatkan nilai ekonomi karbon dari kawasan hutan mereka.

Baca Juga  Pj Bupati Cek Kebersihan Pasar Induk Lambaro

Ini termasuk memenuhi semua persyaratan yang ditetapkan oleh Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan agar kampung dapat mengakses program-program pendanaan dan insentif yang ada.

Dengan pendekatan ini, kami yakin bahwa potensi besar dari kawasan hutan Aceh Tengah dapat dioptimalkan untuk kesejahteraan masyarakat.

Ini bukan hanya tentang menjaga kelestarian lingkungan, tetapi juga tentang menciptakan sumber pendapatan baru yang berkelanjutan bagi masyarakat.

Gagasan ini menekankan bahwa dengan perencanaan yang matang dan kolaborasi yang kuat antara masyarakat dan pemerintah, kesejahteraan aparatur kampung dapat ditingkatkan secara signifikan.[]

Penulis, Anggota DPRA yang juga Calon Bupati Aceh Tengah. 

Facebook Comments Box

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *