halaman7.com – Banda Aceh: Prajurit TNI dari Korem Lilawangsa, Kodam Iskandar Muda dikerahkan guna mengatasi longsor yang terjadi di sejumlah daerah di Aceh, seperti di Aceh Timur dan Aceh Tengah.
Pengerahan prajurit ini, berdasarkan instruksi Panglima Komando Daerah Militer Iskandar Muda (Pangdam IM), Mayor Jenderal (Mayjen) TNI Niko Fahrizal, pada Korem Lilawangsa.
Seperti diketahui, longsor sempat terjadi di Desa Bunin, Kecamatan Serbajadi, Kabupaten Aceh Timur, pada Kamis 9 Januari 2025 dan Desa Delung Sekinel serta Desa Kute Reje, Kecamatan Linge, Kabupaten Aceh Tengah, pada Sabtu 11 Januari 2025.
Kedua peristiwa dipicu hujan deras yang mengguyur wilayah Aceh. Menyebabkan akses jalan utama tertutup material tanah dan pohon tumbang. Hal ini memutus lalu lintas, menghambat aktivitas masyarakat, dan mengancam keselamatan warga di sekitar lokasi bencana.
Di Desa Bunin, longsor dengan material setinggi delapan meter menutup jalan utama desa. Babinsa Koramil Peunaron segera bergerak ke lokasi untuk menyisir area longsor, memastikan tidak ada korban. Serta berkoordinasi dengan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Aceh Timur dan PT Medan Smart Jaya untuk mendatangkan alat berat.
Dandim Aceh Timur, Letkol Inf Tri Purwanto melalui Danramil Peunaron, Kapten Inf Meswanto, mengapresiasi langkah cepat personel di lapangan.
“Kami telah menginstruksikan Babinsa untuk bekerja sama dengan masyarakat dan instansi terkait. Prioritas kami adalah memastikan tidak ada korban jiwa dan akses jalan segera terbuka kembali,” tegasnya.
Meskipun alat berat telah dikerahkan, tantangan di lapangan masih cukup besar, terutama karena hujan rintik yang terus mengguyur lokasi. Sementara itu, warga hanya dapat menggunakan jalan darurat untuk kendaraan roda dua. Proses pembersihan material longsor terus dilakukan secara intensif hingga jalan kembali normal.
Sementara itu, di Desa Delung Sekinel dan Desa Kute Reje, longsor menyebabkan jalan utama tertutup material tanah dan pohon tumbang. Babinsa Koramil Linge, Serda Tri Jatmiko, bersama masyarakat setempat melaksanakan gotong royong untuk membersihkan material longsor dan memastikan akses jalan bisa digunakan kembali.
“Penyebab tanah longsor ini adalah curah hujan yang sangat tinggi sehingga menutup sebagian besar badan jalan yang menjadi satu-satunya akses menuju kedua desa tersebut,” jelas Serda Tri Jatmiko.
Lumpur tebal dan pepohonan tumbang menjadi kendala utama dalam pembersihan. Pihaknya terus bergotong royong hingga dua hari ke depan untuk memastikan akses jalan bisa dilalui dengan aman.[ril | Antoedy]


















