ISRAEL salah cari lawan. Kali ini serangan mendadak Israel ke Iran pada Jumat 13 Juni 2025, malah menjadi petaka bagi negara zionis tersebut. Pasalnya, ternyata Iran bukan sembarang lawan.
Iran langsung meladani perminataan perang Israel. Ibarat pepatah, ‘anda jual kemi beli’. Iran membalasan serangan Israel tersebut dengan mengerahkan senjata yang dimiliknya. Ternyata selain nuklir, sejumlah senjata dan peluri kendali (rudal) milik Iran menjadi momok yang menakutakan, bukan saja bagi Israel tetapi juga Amerika Serikat.
Apa saja senjata atau Rudal tersebut, berikut rangkumannnya;
Nuklir
Iran disebut memiliki potensi untuk memakai senjata nuklir dalam menghadapi AS dan Israel. Hal itu pun sudah menjadi kekhawatiran global yang resah atas program pengayaan uranium.
Dengan begitu, Iran wajib membatasi pengayaan uranium hanya sampai 3,67 persen. AS dan sekutu kemudian memberikan timbal balik kesepakatan itu dengan mencabut serangkaian sanksi terhadap Teheran.
Drone Kamikaze Shahed 136
Drone Kamikaze dengan nama Shahed 136 tersebut merupakan pesawat nirawak yang dikembangkan Iran selama satu dekade terakhir. Shahed 136 mempunyai panjang sekitar 3,5 meter dengan lebar 2,5 meter serta hulu ledak hingga 40 kg.
Pesawat nirawak itu juga didesain dengan sayap delta yang membuatnya sulit dideteksi radar. Shahed 136 bahkan telah diekspor, termasuk digunakan kelompok Houthi di Yaman.
Rudal Sejjil
Sejjil merupakan rudal balistik yang diproduksi oleh Korea Utara. Sejjil 1 dan Sejjil 2 melakukan uji coba pertamanya pada 2008.
Peluru kendali itu memiliki bahan bakar yang padat, sehingga mengurangi waktu peluncuran sekaligus meningkatkan mobilitas. Sejjil juga dipercaya dapat menjadi muatan nuklir.
Rudal Khalij e Fars
Khalij e Fars merupakan rudal terkenal dari Iran yang dijuluki sebagai pencabut nyawa. Rudal itu berbahan bakar oksigen cair dan termasuk rudal supersonic Anti-Ship Ballistic Missile (ASBM).
Peluru kendali tersebut mampu menjangkau target hingga 300 km dan membawa muatan mencapai 650 kg. Khalij e Fars dirancang untuk menghancurkan target dan kekuatan musuh di laut.
Rudal S-300
Senjata lain yang dimiliki Iran bernama S-300. Senjata itu merupakan sistem peluru kendali buatan Rusia yang dibeli Iran.
Iran dapat mengerahkan sistem S-300 di sepanjang garis pantai untuk membantu kampanye anti-akses atau penolakan wilayah melawan AS.

Fattah-1 menjadi pusat perhatian dalam konflik terbaru ini. Rudal hipersonik jarak menengah ini memiliki kecepatan hingga 17.900 km/jam dan mampu menjangkau 1.400 kilometer.
Dirancang dengan teknologi wahana luncur hipersonik (HGV), rudal ini dapat bermanuver aktif di fase akhir penerbangan, menghindari deteksi radar, dan menembus sistem pertahanan udara tercanggih seperti Iron Dome.
Dengan daya rusak tinggi dan kecepatan luar biasa, Fattah-1 menunjukkan kemajuan besar dalam kemampuan rudal Iran. Penggunaan rudal ini menunjukkan bahwa Iran telah melampaui ekspektasi banyak pengamat militer dalam hal inovasi pertahanan.
Dalam menghadapi agresi Israel, Iran tak hanya mengandalkan jumlah, tetapi juga kecanggihan teknologinya. Dari drone pengintai hingga rudal hipersonik, kekuatan tempur Iran kini menjadi perhatian dunia.
Emad dan Ghadr
Rudal Emad memiliki keunggulan dalam manuver hulu ledak, membuatnya lebih presisi saat menghantam target. Sementara Ghadr adalah rudal balistik jarak menengah berbahan bakar cair dengan jangkauan lebih dari 1.600 kilometer.
Keduanya memiliki teknologi maneuverable re-entry vehicle (MARV) yang memungkinkan koreksi arah saat memasuki atmosfer, termasuk kemampuan mengunci kapal perang dengan sensor inframerah.
Disamping ke 7 senjata dan rusal yang dimiliki Iran tersebut. Iran juga masih punya rudal Zuljanah, Qased, Safir, Simorg, Paveh, Haji Qasem dan Summar. Yang setiap saaat dan kapan saja siap membombardir Israel.
Dengan kekuatan penuh ini, Iran cukup percaya diri untuk terus melawan Israel dan para sekutunya jika ingin ikut campur termasuk Amerika Serikat.[dbs | andinova]


















Respon (1)