Kisah 2 Wanita Hebat 4 Hari Jalan Kaki Terobos Banjir dari Bireuen ke Banda Aceh

Kondisi jalan lintas Bireuen-Takengon di Desa Krueng Simpo, , Kecamatan Juli, Bireuen.[FOTO: h7 - dok Dila]

BENCANA alam seperti halnya yang terjadi di Aceh ini, tentu banyak kisah heroik yang dilakukan warga untuk bisa bertahan hidup dan menghadapi semua rintangan yang menghalangi.

Fadhillah

Seperti halnya yang dialami Fadhillah warga Banda Aceh dan Cut Novayanti warga Sabang yang terjabak longsor sejak Krueng Simpo, Kecamatan Juli, Kabupaten Bireuen, sejak Rabu 26 Nopember 2025.

Perjalanan menantang yang dilakukan kedua wanita hebat ini berawal sejak Fadhillah dan Cut Novayanti, setelah menyelesaikan tugas akreditasi PKBM di Gayo Lues pada Selasa sore.

Dikisahkan Fadhillah yang memposting tulisannya pada Grup WA Pegiat Kebencanaan Aceh menuliskan, dalam perjalanan pulang pada Rabu, sekitar pukul 03.00 dini hari. keduanya terjebak longsor di Dusun Mina, Kecamatan Juli, Desa Krueng Simpo, Bireuen.

Jalan ke arah Bireuen tertutup dan jalan kembali ke Takengon juga tertutup longsor dan pohon tumbang. Kami terisolasi total tanpa bisa bergerak. Hujan deras tanpa henti membuat keadaan semakin mencekam.

“Kami menginap atau ber malam di Meunasah Dusun Mina bersama warga yang juga kehabisan bahan makanan, kios sudah tutup, tidak ada yang bisa dibeli. Kondisi benar-benar darurat,” ujar Dila.

Warga turuni jembatan Teupin Mane untuk menyeberang jembatan yang putus.[FOTO: h7 – dok Dila]
Pada Kamis, mereka bersama beberapa rombongan memutuskan berjalan kaki menuju Bireuen. Lebih dari 3 jam menembus lebih dari 10 titik longsor hingga tiba di Jembatan Teupin Mane yang ternyata putus selebar ±60 meter.

Banyak rumah warga di sana sudah hanyut. Malam itu kami ikut bermalam di Meunasah Teupin Mane bersama para pengungsi yang rumahnya hanyut dibawa arus sungai.

Karena jembatan putus total, pada Jumat 28 Nopember 2025 kami kembali berjalan kaki, menyusuri Dusun Lebok Iboh – Simpang Jaya – Alue Limeng. Satu-satunya jembatan tersisa pun sudah miring dan terputus, namun masih bisa dilewati dengan tangga kayu darurat.

Baca Juga  Alwi Farhan melaju ke Perempat Final French Open 2025

Kami menempuh perjalanan sekitar lebih dari 25 km, melewati Cot Meugo, Blang Kedai, hingga akhirnya tiba di Masjid Desa Pulo Lawang, Dusun Blang, Kecamatan Jeumpa, Kabupaten Bireuen, tanpa baterai HP, hanya mengikuti orang-orang di jalan dan berharap pertolongan Allah.

“Dari sana barulah kami bisa menumpang mobil yang melintas.,” ujar Dila

Akhirnya, alhamdulillah, setelah 4 hari berjalan kaki dan berpindah tempat mengungsi, kami akhirnya tiba kembali di Banda Aceh dengan selamat. Sedangkan Cut Novayanti, pada Sabtu 29 Nopember 2025, InsyaAllah hari ini akan kembali ke Sabang.[andinova]

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *