halaman7.com – Aceh Tengah: Ketidakmampuan pemerintah daerah dalam menata kelola pascabencana di Aceh Tengah, semakin tak jelas dan amburadul. Setelah sebelumnya tak mampu merapkan prinsif keadilan dalam distrubusi bantuan bencana dan kendalikan pasar. Kini kekacauan kembali muncul dalam pendistribusian gas elpiji 3 kg pada masyarakat.
Kekacauan itu ditemukan saat pendistribusian gas di Kantor Camat Pegasing, Selasa 23 Desember 2023. Tapi apa yang terjadi warga yang sudah menunggu sejak subuh dini hari, tiba-tiba pendistribusian gagal dilakukan.
“Semakin tak jelas pemerintah ini, masyarakat seakan dipermainkan,” ujar Julia, warga Kayu Kul yang terpaksa pulang dengan tabung gas kosong kembali ke rumahnya.
Dikatakan, dijadwalkan hari ini, Pemerintah Daerah mendistribusikan gas elpiji bersubsidi 3 kg dengan harga Rp25 ribu/tabung di sejumlah titik, termasuk di Kantor Camat Pegasing. Syaraktnya cukup membawa fotokopi KK, karena per KK hanya berhak mendapat 1 tabung elpiji 3 kg.

Warga terutama emak-emak sudah sejak selepas subuh mendatangi lokasi pembagian, namun setelah menunggu berjam-jam. Pendistribusian gagal dilakukan, truk pengangkut elpiji terpaksa pulang, sebelum gas elpiji diturinkan dan dibagikan.
Batalnya pendistribusian ini mebuat suasana gaduh, meski tidak anarkhis. Info dari petugas di kantor camat, gas tak mungkin dibagikan, karena jumlahnya terbatas hanya sekitar 400-an saja, sedangkan warga yang datang lebih dari 1.000 orang.
Kondisi yang sama juga terjadi disejumlah kecamatan lainnya, seperti di Kecamatan Silihnara gas yang tersedia hanya 400 an juga, namun warga yang datang dua kali lipat dari stok. Pembagian gas masih berlangsung hingga siang ini dan berpotensi munculnya keributan. Karena banyak warga yang tak kebagian dalam pembagian.[andinova | red 01]

















