Aceh  

Buruk Managemen, Pusat Jajanan Langsa Nyaris Terbengkalai

halaman7.com Langsa: Pengelolaan pusat jajanan di Kota Langsa nyaris terbengkalai. Hal ini dinilai karena buruknya managemen yang dilakukan. Dampaknya, berpengaruh terhadap Pendapatan Asli Daerah (PAD)

Ketua Tim Pansus PAD DPRK Langsa, T Helmi Mirza mengharapkan pihak ketiga selaku pengelola Pusat Jajanan Kota Langsa harus bertanggungjawab. Karena, maju mundurnya perputaran ekonomi di pusat jajanan yang terletak di tengah pusat kota ini, tergantung pada pengelola.

“Kondisi pusat jajanan hari ini menjadi cermin buruknya managemen pengelolannnya,” ujar Helmi berdasarkan pantauan Tim Pansus, Jumat 24 Juli 2020.

Setoran PAD

Bahkan lebih ironisnya, saat ini pihak Ketiga selaku pengelola belum melunasi setoran sebagai PAD ke Pemko Langsa.

“Tadi saya telpon Bagian Pendapatan di BPKD Langsa. Memang benar belum melunasi dan ini menjadi temuan kami,” sebut Ketua Komisi IV DPRK Langsa ini.

Lanjutnya lagi, kondisi fisik bangunan pusat jajan itu saat ini terkesan tidak terawat. Bahkan nyaris terbengkalai.

“Kita lihat langsung kebersihan tidak dijaga, kamar mandi tidak terawat, dan fasilitas lain tidak diperbaharui,” kata Helmi Mirza.

Temuan ini, kata Helmi Mirza, akan segera disampaikan ke Pimpinan DPRK untuk segera ditindaklanjuti. Dewan akan adakan rapat dengan pengelola dan dinas terkait.

Politisi Partai Nanggroe Aceh (PNA) ini, menyayangkan sikap Pemko Langsa terkesan dingin menyikapi kondisi ini. Seyogyanya jika pihak ketiga selaku pengelola tidak mampu, sebaiknya Pemko Langsa mengambil sikap.

“Kita tau niat Pemko Langsa sangat baik untuk mendongkrak ekonomi masyarakat. Tapi Pemko juga jangan salah menunjuk pihak ketiga selaku pengelola. Sehingga itu benar-benar berdampak,” tandas Helmi Mirza.

Pengunjung Minim

Kondisi Pusat Jajanan Kota Langsa yang dikelola pihak ketiga sejak lima bulan lalu makin lesu. Pengunjung tidak ramai dan pendapatan berkurang, sejak fasilitas dan sarana yang ada tidak difungsikan.

Baca Juga  Pemko Langsa Jalin Mou Bersama PT PEMA

Salah seorang pedagang di Pusat Jajanan Kota Langsa mengatakan TV tidak hidup, WiFi tidak tersedia. Meja kursi belum diganti, kebersihan tidak terjaga. Kotor dan banyak sampah karena tidak diurus pengelola.

“Dulu katanya mau dipenuhi. Inikan untuk kenyamanan pengunjung. Kalau pengunjung nyaman kemungkinan akan ramai lagi. Otomatis putaran ekonomi bergerak,” ucap pedagang ini.

Dengan kondisi ini, juga sangat berpengaruh pada penghasilan pedagang. Kalau dulu sehari bisa dapat Rp1-Rp 1, 5 juta. Sekarang malah nombok, paling banyak Rp300 ribu,” sebut pedagang.

Surati Pihak Ketiga

Kepala Dinas Perdagangan, Koperasi dan UKM Kota Langsa, Zulhadisyah saat dikonfirmasi menyangkut tunggakan pelunasan PAD, membenarkan hal tersebut.

“Kita sudah dua kali menegur dengan menyurati pihak ketiga. Kita minta mereka untuk melunasi sisa tunggakan,” ungkap Kadis Perindagkop dan UKM Langsa, Zulhadisyah, Minggu, 26 Juli 2020 via WhatsApp.

Menurutnya, pengelolaan pusat jajanan kuliner ini Pemko Langsa sesuai kontrak dikelola pihak ketiga selama satu tahun.

Namun ketika ditanya siapa pihak ketiga yang mengelola Pusat jajanan kuliner tersebut? Zulhadisyah, mengatakan dirinya tidak ingat persis nama perusahaannya.

“Saya gak persis hafal nama perusahaan, besok dilihat di kantor,” ujarnya.[Antoedy]

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *