Catatan : Eddyanto
ADA pemandangan yang luarbiasa sore ini , Minggu 12 April 2020 di Kota Langsa, Provinsi Aceh. Jalanan protokol tampak ramai dan padat, demikian pula jalan-jalan menuju sejumlah lokasi rekreasi didaerah ini.
Pusat pasar dan pertokoan juga terbilang lumayan ramai. Aktivitas perekonomian tampak bergeliat. Sementara pemandangan lainnnya, warung kopi dan café-cafe di kota yang menasbihkan dirinya sebagai kota jasa dan perdagangan ini jangan dibilang. Ya cafe dan warkop luarbiasa ramai.
Namun, dari semua ilustrasi di atas, bukan persoalan padatnya jalan-jalan protokol dan café-cafe ataupun pertokoan yang kita persoalkan, namun satu hal yang seharusnya harus dan patut kita khawatirkan.
Ya, kita saat ini masih dalam kondisi pandemi covid-19. Apakah tidak ada kekhawatiran atau sedikit rasa peduli dari masyarakat atau warga kota ini terhadap pandemi tersebut.
Padahal saat ini kita sedang di teror dan berperang dengan musuh yang tak terlihat, namun musuh yang satu ini telah membunuh lebih dari 300 nyawa manusia di negeri kita Indonesia tercinta ini.
Janganlah kita sombong, lengah atau anggap sepele akan pandemi Covid-19 ini, mentang-mentang pemberlakuan jam malam bagi masyarakat di Bumi Serambi Mekkah ini sudah dicabut Pemerintah Aceh.
Tak ada penerapan lockdown terlebih lagi Karantina Wilayah atau PSBB (Pembatasan Sosial Berskala Besar) sebagaimana yang diterapkan di ibukota Jakarta dan Bodetabek.
Patut dan layakkah kita mengabaikan aturan protokol kesehatan, sepele tidak menggunakan masker, mencuci tangan, menjaga kebersihan diri dan lingkungan, nengabaikan maklumat Kapolri dan imbauan pemerintah terkait Covid-19 ini hingga social dan physical distancing.
Benar, sebagaimana yang ditulis dalam tajuk (salam7) media ini beberapa waktu lalu. “Jangan Sombong, Kita Berperang dengan Musuh yang Tak Terlihat”. Semoga kita semua peduli. Mari saling menjaga, menjaga diri sendiri sama artinya kita juga menjaga orang lain.[]

















