Mengenang KH Zainuddin MZ, Dai Sejuta Ummat

KH Zainuddin MZ

Catatan: Aji Setiawan

HIDUPLAH seperti tukang parker. Tidak pernah memiliki, tapi semua itu adalah titipan”. Begitulah penggalan ceramah yang disampaikan Zainuddin MZ dalam berbagai kesempatan.

Ceramahnya padat, lugas dan disampaikan dengan joke segar ala Betawi. Membuat kaum muslimin di Indonesia berbetah ria mendengarkan gaya ceramah Dai Sejuta Ummat dari Cipete, Jakarta.

Sosok Alm KH Zaenuddin MZ adalah sosok ulama mubaligh kondang dan populer. Petuah dan nasehatnya selalu bermanfaat sepanjang masa.

Sambil mendengarkan petuah beliau, membaca sejarah hidup dai kondang ini mari kita bersama-sama membaca Suratul Fatihah untuk beliau. Semoga di alam barzah beliau dijadikan Allah raudah min riyadil Jannah.

Alfaatihah …

Biografi Zainuddin MZ menarik untuk diungkap. Ia lahir di Jakarta pada 2 Maret 1952 dengan nama lengkap Kiai Haji Zainuddin Hamidi.

Zainuddin MZ merupakan anak tunggal dari pasangan Turmudzi dan Zainabun yang asli keluarga Betawi. Ayahnya yang pensiunan pegawai PLN adalah seorang yang taat beragama, sementara ibunya seorang ibu rumah tangga.

Sejak umur dua tahun, Zainudin sudah ditinggal sang ayah. Untuk memenuhi kebutuhan hidupnya, Udin -nama panggilan keluarganya- kecil sering membantu sang ibu untuk berjualan nasi uduk.

Sejak kecil memang sudah tampak mahir berpidato. Udin suka naik ke atas meja untuk berpidato di depan tamu yang berkunjung ke rumah kakeknya. ‘Kenakalan’ berpidatonya itu tersalurkan ketika mulai masuk Madrasah Tsanawiyah hingga tamat Madrasah Aliyah di Darul Ma’arif, Cipete, Jakarta Selatan.

Selama enam tahun Zainudin mengenyam pendidikan di bawah asuhan KH Idham Chalid, ulama kharismatik asal Kalimantan, sekaligus politisi ulung yang pernah menjabat sebagai Ketua MPR dan Ketua DPR pada periode 1971-1977.

Sedangkan inisial MZ diambil dari nama ayahnya. Nama ayahnya Turmudzi, huruf M dan Z nya yang diambil menjadi nama KH Zainuddin MZ.

Baca Juga  Medcen Aceh Sukses Beri Warna Positif PON XXI

Di sekolah ini ia belajar pidato dalam forum Ta’limul Muhadharah (belajar berpidato). Kebiasaannya membanyol dan mendongeng terus berkembang.

Julukan Da’i Sejuta Umat

Alm Zainuddin MZ bersama Gus Dur dan Rhoma Irama.[FOTO: h7 – dok ist]
Setiap kali tampil, ia memukau teman-temannya. Kemampuannya itu terus terasah, berbarengan permintaan ceramah yang terus mengalir.

Karena ceramahnya sering dihadiri puluhan ribu jamaah, maka tak salah kalau pers menjuluki Zainuddin MZ sebagai Da’i Sejuta Umat.

Zaiuddin MZ pernah diangkat menjadi anggota Majelis Permusyawaratan Rakyat Republik Indonesia periode 1997–1999.

Selain itu, keterlibatannya dalam PPP tidak bisa dilepaskan dari guru ngajinya, KH Idham Chalid. Sebab, gurunya yang pernah jadi ketua umum PB NU itu dan salah seorang deklarator PPP.

Pada 20 Januari 2002, KH Zainudiin MZ, bersama rekan-rekannya mendeklarasikan PPP Reformasi yang kemudian berubah nama menjadi Partai Bintang Reformasi dalam Muktamar Luar Biasa pada 8-9 April 2003 di Jakarta.

Ia juga secara resmi ditetapkan sebagai calon presiden oleh partai ini. Zainuddin MZ menjabat sebagai Ketua umum PBR sampai 2006. Kemudian digantikan Bursah Zarnubi.

Seiring pergantian tersebut, terjadilah fraksi di dalam partai. Zainuddin yang pernah aktif di  PPP, kemudian kembali ke partai berlambang Ka’bah itu atas tawaran Ketua Umum Dewan Pimpinan Pusat PPP, Suryadharma Ali.

Selain PPP, PPP Reformasi, PBR, Zainuddin MZ juga pernah tercatat sebagai kader Partai Gerakan Indonesia Raya (Gerindra) pada 2009–2011.

Selepas dari dunia politik, Zainuddin kembali fokus untuk menebarkan dakwah dan kembali berada di tengah-tengah umat.

Suami Hj Kholilah ini kian dikenal masyarakat saat ceramahnya mulai memasuki dunia rekaman. Kasetnya beredar bukan hanya di seluruh pelosok Nusantara, juga ke beberapa negara Asia.

Sejak itu, dai yang punya hobi mendengarkan lagu-lagu dangdut ini mulai dilirik beberapa stasiun televisi. Bahkan dikontrak salah satu biro perjalanan haji yang bekerjasama dengan televisi swasta bersafari bersama artis ke berbagai daerah yang disebut “Nada dan Dakwah”.

Baca Juga  MyRepublic Wujudkan Layanan Internet Berkualitas

Sanad Ilmu dan Pendidikan

Zainuddin MZ masuk Madrasah Tsanawiyah sampai Madrasah Aliyah di Darul Ma’arif, Jakarta. Di sekolah ini beliau berupaya bisa pidato dalam forum Ta’limul Muhadharah (belajar berpidato.

Ia menempuh pendidikan tinggi di IAIN Syarif Hidayatullah. Beliau berhasil mendapatkan gelar doctor honoris causa dari Universitas Kebangsaan Malaysia.

Guru-guru

Menurut sejumlah biografi, Zainuddin kabarnya memikiki sejumlah guru sewaktu belajar menuntut ilmu.

Mereka adalah KH Idham Chalid, KH Syukron Makmun, Syekh Ahmad Shohibul Wafa Tajul Arifin RA (Abah Anom) dan Muallim Radjiun Pekojan.

Kiai Haji Zainuddin MZ meninggal pada 5 Juli 2011 pada usia umur 59, karena serangan jantung dan penyakit gula darah. Alm meninggalkan seorang istri Siti Kholilah (1972–2003) dan 6 putra, Fikri Haikal MZ, M Zaki MZ, Syauqi MZ, Lutfi Manfaluti MZ, Dian Layalia MZ, Nur Hadi Akmal MZ.[halaman7.com]

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *