halaman7.com – Tangerang: “Es Kelapa Muda Aceh Iyus Maknyuss”. Begitulah kalimat yang tertulis di dinding kedai kelapa muda di Pasar Penangon, Tangerang. Sekilas pasti langsung bisa ditebak, pasti yang punya orang Aceh.
Tapi apa benar demikian…?
Tangerang, Provinsi Banten merupakan salah satu daerah yang bisa dikatakan berpenduduk padat di Indonesia. Sudah pasti para pedagang dan peniaga selalunya mengincar setiap kawasan yang ramai untuk beraktifitas, agar bisa laku banyak, tak terkecuali orang Aceh.
Menurut seorang warga Aceh yang kini menetap di Tangerang, Al-Mukarram nama akrab dari Tarmizi Age, wilayah Tangerang menjadi salah satu tujuan bagi warga Aceh, yang bergerak di bidang perdagang dan perniaga, karena jumlah penduduk yang ramai.
Bahkan di Kecamatan Cikupa, Tangerang, Banten, terdapat sebuah masjid yang diberi nama Masjid Aceh Darussalam, yang di bangun oleh kebersamaan orang-orang Aceh hasil bantuan, infak dan sedekah orang ramai termasuk warga sekitar.
“Masjid dibangun hasil sedekah dan infak warga Aceh yang berbisnis disini,” ujar Cek Rih, salah seorang panitia masjid saat berbincang dengan Tarmizi Age, Jumat 15 Mei 2020.
Berbicara tentang hiruk pikuk bisnis orang Aceh di Tangerang. Menurut Tarmizi, ada seorang pedagang bernama Yusri. Ia akrab dipanggil Yus oleh para pelanggannya. Yus ini berdagang jualan air kelapa muda, di kelurahan Pasar Panongan, Tangerang, Banten.
Dagangannya laris manis, jualannya laku keras. Setiap hari, begitu kedainya dibuka pada pukul 09.30 wib, orang-orang mulai berdatangan, termasuk ada yang beli utuh, untuk kemudian di jual kembali di gerai-gerai atau toko mereka.
Yus nampak begitu sibuk melayani pembeli air kelapa muda, ujar Tarmizi Age, saat datang melihat aktivitas Yus di kedainya.
“Memang benar-benar laku, per hari omsetnya bisa berkisar Rp2,5 Juta sampai Rp3,5 juta,” tambah Tarmizi Age.
Tak henti-henti tangan Yus mengupas dan membelah buah kelapa dengan parang khasnya yang sangat tajam. Jelas sekali terlihat Putra Aceh asal Beuracan, Meurudu, Pidie Jaya ini memang sudah cukup lihai menyangkut urusan kupas mengupas kelapa muda.
Saat di tanya sejak kapan ia mulai berdagang air kelapa muda ini? Yua mengaku sudah sejak 2010.
“Saya ke Pulau Jawa usai Tsunami, dengan uang papasan, cukup untuk ongkos perjalanan bersama bus PMToH, jual air kelapa muda pada 2010. Sebelumnya pernah jualan sembako juga,” ujar Yusri sebagaimana ditulis Tarmizi Age.
Kini, Yus sudah berumah tangga dengan warga Tangerang, dan memiliki seorang anak, sudah punya rumah sendiri dan punya dua tempat usaha jualan air kelapa muda.
Bagi yang sering beli air kelapa di toko Yusri, pasti mereka tau dengan yang namanya toko kelapa muda Yus Aceh, begitulah terkenalnya usaha dan dagangan anak Aceh ini di kawasan itu.
“Semoga saja, Allah buka pintu rezeki bagi semua perantau Aceh di manapun, dan tetap hidup rukun dan damai bersama warga lokal, suka membantu di sekeliling, dan tidak melupakan kampung halaman,” harap Tarmuzi, aktivis Pro-Rakyat asal Aceh ini.[andinova | red 01]